REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah warga Kota Pekanbaru, Riau, tengah menunggu pemberlakuan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras pada komoditas beras dengan kualitas medium seharga Rp 9.450 per kg, sementara untuk kualitas premium Rp 12.800 per kg.
"Kami sambut baik kalau memang ini diberlakukan. Tapi kapan itu (ditetapkan)? Kemarin saya baru beli beras Belida (kualitas medium) harganya masih Rp11 ribu," kata seorang Warga Jalan Naga Sakti, Murti (37) di Pekanbaru, Jumat (8/9).
Pasca diterbitkannya Permendag Nomor 47 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen, yang mulai berlaku sejak 1 September 2017 lalu. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita telah menetapkan HET pada dua komoditas beras kualitas medium dan kualitas premium.
Warga Pekanbaru lainnya, Syahni (54) juga belum mengetahui terkait kebijakan Pemerintah tersebut. Ia mengaku baru saja membeli beras dari pasar tradisional, harga beras kualitas bagus yakni beras anak daro dan sokan seharga Rp 13.500 per kg.
"Belum tahu saya, masih harga yang biasa kami beli," kata dia.
Syahni mengaku, jika diberlakukan patokan harga untuk produsen dan konsumen tentu menjadi kabar gembira bagi masyarakat. Namun, lanjut dia, beras yang dijual baik dalam tipe medium ataupun premium harus memiliki kualitas yang baik dan layak konsumsi.
"Jangan sampai harga diturunkan malah ada permainan, diakal-akalin gitu beras itu tidak bagus atau beras campuran. Zaman sekarang banyak yang begitu. Jadi harus diawasi juga (oleh pemerintah)," ujar Warga yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga itu.
Dari Pantauan Antara, di sekitaran Panam, Kota Pekanbaru harga beras masih dalam keadaan normal. Berbagai macam beras dijual mulai dari harga Rp 11 ribu hingga Rp 13.500.
Seorang pedagang beras, Dodi (40) mengaku belum mengetahui informasi pemberlakuan HET beras itu. Ia sedikit berkeberatan jika diberlakukan, sehingga meminta pemerintah turun melakukan pengecekan di Kawasan itu.
"Yang penting tidak merugikan petani dan pedagang. Pemerintah harus tau pula, setiap daerah kan berbeda. Kalau di Riau ini sebagian beras didistribusikan dari provinsi lain. Ini punya ongkos yang besar," ujar Dodi.
"Beras yang kami jual juga bermacam-macam tipe, harganya pun bermacam-macam. Jadi kalau patokan dua tipe (medium dan premium) saja, saya pun bingung jualnya," paparnya menambahkan.