Selasa 12 Sep 2017 11:50 WIB

Pemilik Baru The Body Shop Pertahankan Bahan Alami

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Indira Rezkisari
The Body Shop
Foto: Republika/Prayogi
The Body Shop

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemilik baru rantai kosmetik Inggris The Body Shop mengatakan bahwa mereka berencana untuk mempertahankan warisan pendiri Dame Anita Roddick tetap hidup saat mereka mencari cara untuk menghidupkan kembali perusahaan tersebut.

Grup Brasil, Natura membeli The Body Shop dari L'Oreal seharga sekitar 1 miliar euro atau 1,1 miliar dolar AS. Dilansir dari BBC, Selasa (11/9), Co-chairman Guilherme Leal mengatakan bahwa pihaknya akan tetap berkomitmen terhadap prinsip-prinsip perusahaan mengenai bahan dan pengujian.

"Kami jauh lebih mirip dengan The Body Shop daripada L'Oreal. Saya menghormati L'Oreal, tapi mereka adalah perusahaan besar," kata Leal.

The Body Shop, yang didirikan oleh almarhum Dame Anita pada tahun 1976, merupakan pelopor dalam menggunakan bahan alami untuk produk kecantikannya. Leal mengatakan, Natura adalah perusahaan yang lahir dengan cara yang sama dengan The Body Shop hampir pada saat bersamaan.

"Kita memiliki hubungan dengan keberlanjutan ini, dengan bahan-bahan dari Amazon, dan kita memerlukan sebuah platform untuk pergi ke luar negeri." ujar Leal.

Natura didirikan pada tahun 1969 dan sejak itu berkembang menjadi salah satu kelompok kosmetik terbesar di Amerika Latin. Keberhasilannya didasarkan pada jaringan konsultan penjualan yang luas dan budaya penggunaan komunitas lokal hingga sumber bahan dari Amazon secara berkelanjutan. Akuisisi tersebut diumumkan pada bulan Juni dan ditutup pekan lalu.

Kesepakatan tersebut mengubah Natura menjadi pemain global, membeli 3.200 toko The Body Shop di 66 negara dan 18.000 pekerja. Pada 2013, ia juga membeli grup Australia Aesop.

L'Oreal membeli The Body Shop dari pemilik aslinya pada tahun 2006, saat perusahaan itu berada pada puncaknya. Namun baru-baru ini merek tersebut telah mengalami penurunan penjualan, dengan pesaing lain meningkatkan pangsa pasar mereka.

Leal mengatakan bahwa kesepakatan tersebut juga merupakan strategi bagi Natura untuk mengurangi risikonya, karena sebagian besar penjualannya dilakukan di Amerika Latin, di mana banyak negara baru-baru ini mengalami resesi, khususnya Brasil. Dengan memperluas operasinya ke Eropa, kelompok tersebut akan kurang terpapar pada masalah ekonomi Brasil.

Co-Chairman Natura juga mengkritik Brasil karena salah urus sumber daya di Amazon, dengan mengatakan bahwa negara tersebut tidak bijak menggunakan kekayaan alaminya. Presiden Brasil Michel Temer baru-baru ini mengeluarkan sebuah dekrit untuk membuka sebagian hutan ke kegiatan penambangan. Keputusan tersebut telah ditangguhkan dan sedang dikaji ulang, setelah protes publik menentang tindakan tersebut.

Leal, yang mencalonkan diri sebagai wakil presiden Brasil pada 2010 sebagai bagian dari Partai Hijau, mengatakan bahwa negara tersebut harus mempertimbangkan kembali kegiatan ekonominya di hutan hujan. "Saya tidak berpikir Amazon adalah tempat untuk melakukan pertanian. Anda harus menggunakan daerah yang rusak untuk itu. Di pertambangan, Brasil pasti membutuhkan pertambangan, tapi Anda harus benar-benar berdialog dengan masyarakat untuk menetapkan peraturan yang tepat untuk menggunakan Amazon untuk kegiatan tersebut," kata Leal.

Sincerely,

Idealisa Masyrafina

Reporter Harian Republika

082312692434

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement