REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Setelah banyak kejadian yang menyudutkan Islam, Rabitah Alam Islami ingin mengembalikan citra Islam. Meski tidak mudah, upaya ini coba ditempuh dengan dialog bersama para tokoh lintas agama dari seluruh dunia.
Salah satu tokoh organisasi Islam Indonesia yang menghadiri pertemuan tersebut, Ketua Umum Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Mohammad Siddiq menjelaskan, forum ini merupakan inisiasi Rabitah Alam Islami (Liga Islam Dunia) untuk membicarakan isu terkini seputar Islam dengan menundang para tokoh internasional. Kejadian yang ada selama ini membuat Islam disudutkan sehingga timbul ketegangan. Fokus utama fotum ini adalah mengatasi Islamofobia dan segala bentuk kebencian terhadap Islam.
Forum yang digelar pada 16-17 September 2017 ini berusaha untuk merekatkan kembali Islam dengan banyak pihak dan meredakan ketegangan itu. ''Prasangka dan kebencian terhadap Islam akibat kejadian-kejadian yang ada harus dipulihkan,'' kata Siddiq, Ahad (17/9).
Forum ini, ia nilai, tepat sebab saat ini banyak orang ingin tahu apa itu Islam. Fakta Alquran jadi kitab suci yang banyak dibaca pascaserangan 11 September tak bisa dielakkan.
Isu tentang toleransi dalam Islam seperti Islam melindungi minoritas termasuk Yahudi juga dibahas di sana. Contoh-contoh seperti umat Islam ikut membantu penanganan bencana yang terjadi di Texas juga masuk dalam pembicaraan.
Siddiq memahami, pemulihan kesalahpahaman dan citra Islam ini butuh waktu dan proses. Sebab pembuat onar dan tercorengnya nama Islam belum tentu umat Islam sediri. Bisa jadi apa pihak yang tidak ingin ada hubngan baik Islam dengan Barat. Muslim di Barat banyak, mereka Muslim taat tapi mereka dianggap meresahkan. ''Hal itu isu sensitif, tapi banyak riset yang menyebut Islam tidak mungkin melakukan hal seburuk itu,'' ucap Siddiq.
Ada satu hasil riset akademisi Jerman yang Siddiq nilai menarik. Riset ini memuat tentang pola pikir Muslim terhadap Islam. Hasil riset itu juga diberikan kepada Sekjen OIC Yusuf Al-Utsaimin dan Ketua Umum Pengurus Masjidil Haram Makkah dan Masjidin Nabawi Madinah Abdurrahaman Sudais.
Siddiq berharap, forum yang sama bisa ada di Indonesia. Agar semua tokoh agama bisa duduk bersama untuk meredakan ketegangan dan salah paham. Karena forum yang digelar Rabitah Alam Islami ini merupakan forum internasional, Siddiq berharap hasilnya dipublikasikan agar bisa diakses banyak pihak. Forum semacam ini juga bisa di berbagai lokasi agar ketegangan dan salah paham soal Islam bisa segera diredakan.
Peserta forum ini adalah para tokoh organisasi keagamaan baik Islam, Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, bahkan Yahudi dari berbagai kawasan baik Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika. Dalam acara pembukaan pada Sabtu (16/9), sejumlah tokoh menyampaikan pidato mereka antara lain Sekjen World Council of Religious Leaders Bawa Jain, Sekjen World Conference of Religions for Peace William Vendey, Utusan AS untuk International UN Religious Freedom Suzan Cook, Sekjen Muslim Council of Elders Al Rashid Al-Nuaimi, Rektor Universitas Al-Azhar Mesir Abbas Shouman, Sekjen OIC Yusuf Al-Utsaimin, Presiden Forum for Promoting Peace in Muslim Societies Abdallah bin Mahfudh ibn Bayyah, dan Sekjen Rabital Alam Islami Mohammad bin Abdul Karim Al-Issa.
Selain Shddiq, hadir pula tokoh-tokoh Islam Indonesia lainnya antara lain Hidayat Nur Wahid, Din Syamsuddin, Shofwan Manaf, dan Bachtiar Effendi. Din Syamsuddin dikabarkan sempat memimpin sidang satu komisi. Undangan kepada para tokoh Islam Indonesia sendiri bersifat individu. Undangan ini diterima setelah pada September lalu Sekjen Rabitah Alam Islami Mohammad Abdulkarim Al-Isa datang ke Jakarta.