REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah Indonesia akan kembali mengirimkan bantuan untuk masyarakat Rohingya. Namun, kali ini bantuan tersebut tidak akan diberangkatkan ke Bangladesh, melainkan ke Myanmar.
Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan, bantuan yang dikirimkan dari Indonesia disesuaikan dengan kebutuhan pemerintah setempat. Bantuan untuk masyarakat Rohingya di kamp pengungsian di Cox's Bazar dinilai telah cukup. Sebab, bantuan datang bukan hanya dari Indonesia, tapi juga sejumlah negara lain.
"Untuk sementara kita akan menghentikan bantuan ke Bangladesh. Berikutnya bantuan akan dikirim ke Myanmar," kata Willem usai menggelar rapat di Bandara Halim Perdanakusumah, Selasa (19/9).
Willem menjelaskan, pemerintah Indonesia telah mendapatkan izin dari pemerintah Myanmar untuk segera menerbangkan bantuan. Rencananya pemerintah akan memberangkatkan dua pesawat Hercules, Rabu (20/9) dengan membawa masing-masing 10 ton bantuan.
Bantuan yang dikirim di antaranya, makanan siap saji sebanyak 2.000 paket, makanan untuk ibu hamil dan balita sebanyak lima ton, berbagai obat-obatan yang dikirim dari Kementerian Kesehatan sebanyak satu ton, 20 tenda, dan selimut 7.000 helai.
Barang bantuan tersebut saat ini masih berada di gudang BNPB. Rencananya, bantuan tersebut akan tiba di gudang Halim Perdana Kusuma pada Rabu (20/9) untuk kemudian dikemas menyesuaikan ukuran pesawat.
Menurut Willem, pesawat yang mengangkut barang bantuan ini tidak akan langsung menuju Myanmar. Rencananya pesawat akan mendarat di Landasan Udara AU Sultan Iskandar Muda, Aceh. Baru keesokan harinya pesawat ini akan terbang ke Myanmar.
Sejauh ini pemerintah Myanmar baru memberikan izin pendaratan di Bandara Yangon. Barang akan dipindahkan ke gudang yang berada di bandara untuk selanjutnya dibawa melalui jalur darat ke Rakhine State agar bisa disalurkan kepada masyarakat Rohingya. "Kita sudah ada tim yang berada di Yangon untuk memantau pergerakan barang bantuan," kata Willem.
Bantuan yang dikirimkan nantinya tidak bisa diberikan secara langsung oleh perwakilan pemerintah Indonesia. Pemerintah Myanmar akan menyalurkan bantuan tersebut. Pemerintah Indonesia hanya bisa memantau dan mendapatkan pemberitaan terbaru atas pendistribusian barang bantuan.