Rabu 20 Sep 2017 18:15 WIB

Menelusuri Masjid Tua di Negeri Cina

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Masjid Agung Tongxin, Cina.
Foto: china.cn
Masjid Agung Tongxin, Cina.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA  -- Di negara yang dikenal dengan angka-angka besar, 100 tampak kecil. Itulah jumlah masjid yang dibangun sebelum tahun 1700 M di Cina. Masjid-masjid ini tersebar di utara dan tengah Cina, di antara sekitar 30 ribu masjid yang ada saat ini.

Tiga orang peneliti, Sheila Blair dan Jona than Bloom, dari Boston College serta Nancy Steinhardt dari University of Pennsylvania menelisik jalan-jalan permukiman di Negeri Tirai Bambu itu. Rupanya tak banyak warga yang tahu ada masjid tua di sekitar mereka.

Jumlah penduduk Cina lebih dari 1,3 miliar jiwa, di mana 1,8 persennya atau sekitar 23 juta ji wa merupakan Muslim. Populasi Muslim Cina ini terdiri atas 10 etnik. Sebanyak 10 juta Muslim merupakan etnis Cina penutur bahasa Hui dan 8,4 juta etnik keturunan Turki yang berbahasa Uighur. Sisanya terdiri atas etnik Kazakh, Kirgiz, Salar, Tatar, dan Uzbek yang semuanya berbahasa Turki, etnik Mongol penutur bahasa Dongxiang dan Bao'an, serta etnik Tajik berbahasa Persia.0

Dalam riset mereka, ketiga peneliti tersebut menghindari sejumlah masjid, terutama yang masyhur, seperti Masjid Ox Street Beijing dan Masjid Agung Xian. Juga masjid-masjid tujuan wisata di kota-kota pelabuhan tua di pesisir tenggara Cina, seperti Masjid Daun Harum di Guangzhou, Masjid Pertemanan Suci di Guan zhou, Masjid Phoenix di Hangzhou, dan Masjid Transcendent Crane di Yangzhou.

Nama-nama masjid tersebut terdengar tak biasa. Nama-nama tersebut sengaja dipilih oleh para pendirinya yang datang ke Cina melalui Jalur Sutra maritim agar merefleksikan kultur Cina.

Mereka juga menghindari masjid terkenal yang digunakan warga Uighur di Kashgar dan kota-kota lainnya di Cina Barat. Para peneliti itu juga menghindari masjid-masjid yang arsi tekturnya lebih umum seperti yang berdekatan dengan Uzbekistan dan wilayah Barat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement