Senin 25 Sep 2017 18:27 WIB

Digitalisasi Solusi Perbaikan Ekonomi Dunia

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara (kiri), bersama Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga (kanan) memberikan keterangan pers terkait penanganan satelit Telkom1 di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Rabu (30/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara (kiri), bersama Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga (kanan) memberikan keterangan pers terkait penanganan satelit Telkom1 di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Rabu (30/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyampaikan pentingnya digitalisasi dan model bisnis digital untuk menjadi solusi bagi perbaikan perekonomian dunia.

Menkominfo Rudiantara menyampaikan hal itu saat memberikan pidato kunci pada pembukaan International Telecomunication Union (ITU) Telecom World 2017 di Busan, Korea, Senin (25/9), di hadapan 8.000 tamu undangan, yang terdiri dari para pemimpin dunia, pemangku kepentingan, petinggi perusahaan, pelaku startup, hingga perwakilan negara ITU demikian siaran pers Kementerian Kominfo.

"Kami mengajak agar negara anggota ITU memulai gerakan global guna menangani kesenjangan kesejahteraan masyarakat termasuk kesenjangan pendapatan masyarakat pada negara manapun ekonomi di seluruh dunia," kata Rudiantara.

Berdasarkan data dari World Economic Forum 2015, kesenjangan ekonomi di seluruh dunia semakin meluas. Hal ini disebabkan oleh kapitalisasi model bisnis tertentu yang menyebabkan distribusi ekonomi tidak merata. Perluasan kesenjangan ekonomi ini dapat menyebabkan permasalahan sosial-ekonomi di tengah masyarakat hingga menjadi ancaman dalam kestabilan politik dan beban terhadap pelayanan sosial, demonstrasi, radikalisme, hingga terorisme.

Bukti menunjukkan bahwa dampak positif digitalisasi mampu menggerakkan output ekonomi dunia bertambah USD 193 billion melalui job creation sehingga digitalization menjadi penggerak (driver) pertumbuhan ekonomi.

Untuk itu, Menurut Menteri Rudiantara ada dua solusi. Pertama melalui adaptasi model bisnis digital ekonomi secara cepat dengan memberi ruang shared economy (ekonomi berbagi), workforce digitalization (digitalisasi angkatan kerja), dan financial inclusion (inklusi keuangan).

Kedua, agar menerapkan jalur cepat (fast-track) dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi untuk wilayah yang tidak terlayani dengan 'USO funds' (dana kewajiban pelayanan universal) yang juga diikuti dengan lompatan jutaan UMKM di wilayah tersebut melalui model ekonomi dan komersial baru yang mengadopsi model bisnis digital yang bersifat disruptif.

Menteri Rudiantara dalam kesempatan itu menjelaskan utilisasi digitalisasi dapat memberikan pengaruh positif yang signifikan bila diarahkan untuk penguatan dan pemberdayaan UMKM termasuk dengan skema bisnis 'shared economy' (ekonomi berbagi). Kedua, mengangkat UMKM di wilayah terpencil juga dengan model bisnis yang disruptif. Untuk itu dibutuhkan penyediaan konektifitas yang mumpuni.

Menteri membawa studi kasus keberhasilan model bisnis digital Indonesia untuk menjadi bukti nyata dan praktik terbaik dalam meningkatkan perekonomian bangsa melalui kisah sukses Tokopedia dan Go-Jek.

Kedua startup dinilai telah berhasil mengimplementasikan model bisnis disruptif yang mampu memberikan peluang bisnis dan lapangan pekerjaan. Tokopedia mampu menampung lebih dari dua juta merchant yang tersebar di lebih dari 5.600 kecamatan di seluruh Indonesia yang 80 persen di antaranya merupakan UMKM baru.

Sementara Go-Jek telah mampu menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan sebagai driver Go-Jek dan pendapatan bagi UMKM kebanyakan. Go-Jek juga telah mengubah gaya hidup masyarakat dengan sistem 'ridehailing', lebih jauh memungkinkan pemerataan pendapatan bagi masyarakat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement