REPUBLIKA.CO.ID, IRBIL -- Kurdi melaksanakan referendum untuk mencari dukungan bagi kemerdekaan Kurdi dari Baghdad, Irak. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki sedang mempertimbangkan semua opsi mulai dari intervensi militer hingga sanksi ekonomi terhadap wilayah Kurdi Irak yang ingin merdeka.
Bagaimanapun, jelas Erdogan, ia berharap kepemimpinan Kurdi Irak akan meninggalkan upaya menciptakan negara yang terpisah dari Irak. Selain itu juga tidak memaksa Turki untuk memberlakukan sanksi. "Saya berharap pemerintah Irak utara berkumpul bersama dan meninggalkan petualangan ini dengan akhir yang gelap," ujar Erdogan, Selasa, (26/9).
Dia menambahkan, wilayah Kurdi Irak yang terkurung daratan tak akan dapat bertahan tanpa dukungan Turki. "Saat kami menutup katup itu, maka selesai sudah Kurdi.
Erdogan mengacu pada pipa ke Turki yang memungkinkan wilayah Kurdi tersebut untuk mengekspor minyak. Menurut Erdogan, tidak ada negara selain Israel yang mendukung referendum Irak untuk mencapai kemerdekaan.
Ia juga menyebut tindakan Kurdi itu tidak sah dan curang. Erdogan mengatakan, upaya orang-orang Kurdi untuk membentuk sebuah negara merdeka akan berakhir dengan kegagalan. Pemerintah daerah Kurdi mengatakan, referendum Kurdi telah mencapai lebih dari 70 persen jumlah pemilih. Ini sesuai dengan pernyataan komisi pemilihan di wilayah Kurdi semi-otonom Irak.