REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (26/9) memperingatkan Pemerintah Regional Kurdistan Irak (KRG) bahwa kemerdekaan dapat mengakibatkan sanksi besar dan membuat daerah kantung Irak Utara tanpa daya.
"Kalian akan ditinggalkan di tengah-tengah, sejak kami mulai melaksanakan sanksi, dan semua penghasilan kalian akan hilang," kata Erdogan dalam satu upacara di Ankara untuk memperingati tahun ajaran baru perguruan tinggi.
Rakyat di Wilayah Kurdistan Irak pada Senin (25/9) menggelar referendum kemerdekaan yang kontroversial kendati ada penentangan kuat dari Baghdad dan negara tetangga Irak --Iran, Suriah serta Turki.
"Saat truk (Turki) tidak beroperasi di Irak Utara, mereka takkan bisa menemukan makanan dan pakaian," kata Erdogan, sebagaimana dikutip Xinhua.
Presiden Turki tersebut juga menggambarkan pemungutan suara itu sebagai "pengkhianatan terhadap negara" sebab referendum diadakan pada saat terbaik hubungan bilateral antara Ankara dan KRG, yang bertetangga.
Erdogan kembali menegaskan bahwa semua pilihan reaksi Turki, mulai dari sanksi ekonomi sampai aksi militer, terbuka saat ini dan sedang dibahas.
Sementara itu, tentara Irak dan tentara Turki pada Selasa memulai pelatihan gabungan di Kabupaten Silopi, Provinsi Sirnak di Turki Tenggara, cuma beberapa kilometer dari perbaasan Wilayah Kurdistan Irak.