REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dirlantas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Halim Pagarra menyatakan, pihaknya segera memberlakukan sistem contraflow jika peserta Aksi 299 memadati hingga jalan tol dalam kota Jakarta, Jumat (29/9). Jalan di depan gedung DPR MPR pun saat ini telah ditutup karena massa terus berdatangan.
Jalan di depan gedung DPR MPR RI mulai ditutup, ketika Ketua Presidium 212 Slamet Maarif berpidato dan meminta kerja sama kepolisian dan brimob untuk menutup jalan karena kemacetan sudah terjadi panjang hingga Plaza Semanggi.
"Nanti kalau massa sudah penuh, kita akan berlakukan contraflow agar tidak macet. Jalan juga sudah kami tutup dan kami alihkan. Kami juga berkoordinasi dengan kepolisian di titik lainnya," ujar Halim saat ditemui Republika saat mengatur lalin di pintu keluar tol depan Gedung DPR MPR RI, Jumat (29/9) siang.
Jalan diperkirakan akan ditutup hingga massa membubarkan diri. Namun, jika massa tidak kunjung bubar, pihak kepolisian masih terus mendiskusikan apa yang dilakukan berikutnya.
Pantauan Republika, sejumlah massa terus berdatangan hingga ribuan orang dari arah TVRI. Mereka membawa atribut-atribut bendera serta meneriakkan takbir berkali-kali. Peserta aksi didominasi oleh pemuda-pemuda, kemudian beberapa pemudi, serta beberapa anak remaja juga ikut serta. Tidak terkecuali seorang penderita disabilitas yang duduk di kursi roda dan dengan lantang meneriakkan takbir.
Tujuan mereka adalah satu, membela Pancasila dan mendesak revisi Perppu Ormas yang tidak demokratis. Peserta aksi juga melarang kebangkitan PKI yang dinilai telah banyak membunuh tokoh bangsa maupun tokoh agama dengan bengis.
Sekitar pukul 14.30 WIB, beberapa perwakilan peserta Aksi 299 masuk ke gedung DPR MPR dan berdiskusi. Mereka yang mewakili adalah, Ketua Presidium 212 Slamet Maarif, GNPF MUI Prawitra, FPI Syahid Jabbar, dan beberapa anggota lain dari ormas-ormas Islam.