REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Agung Lisabon yang dikelola Comunidade Islamica de Lisboa ini memiliki empat lantai dengan tiga ruang utama. Pertama, ruang shalat, pelataran tengah, dan perpustakaan, sementara lantai dasar digunakan sebagai tempat parkir bawah tanah atau basement.
Luas ruang shalat utama untuk jamaah pria ini sekitar 1.393 meter persegi yang mampu menampung 750 jamaah. Sementara, ruang shalat perempuan seluas 1.053 meter persegi dengan kapasitas 200 jamaah. Tempat shalat laki-laki berada di lantai tiga, sementara lantai empat untuk perempuan.
Sisi lain yang memancarkan eleganitas masjid ini terlihat pada setiap aksesori interior ruangan. Seperti dinding mihrab dengan lapis keramik warna biru motif kaligrafi membuat masjid ini tampak sejuk. Furnitur kayu dan plakat dari tembaga yang menempel di antara dinding masjid juga menjadi bagian pendukung keindahan masjid.
Sementara, bagian paling mendominasi hiasan masjid adalah tiang penyangga yang memiliki bentuk ramping. Tiang-tiang ini dilapisi warna putih mengilat yang bentuk keseluruhannya bak tenda pengantin yang jatuh ke bawah.
Sedangkan, bagian dasar lantai masjid diperindah oleh karpet warna merah yang ketebalannya membuat kaki tidak akan pernah merasakan kerasnya plester lantai dasar.
Karena ruangannya luas, masjid ini tidak dilengkapi dengan perangkat AC ataupun peralatan ventilasi mekanis lainnya. Untuk menyebarkan suara dari aktivitas ibadah, masjid ini menggunakan empat pengeras suara di masing-masing sudut ruang utama, delapan pengeras suara lebih kecil dipasang di kubah, dan empat lagi dipasangkan di masing-masing sudut ruangan atas.
Pemasangan pengeras suara dalam jumlah banyak ini mengingat lokasi masjid yang berada di kawasan ramai lalu lintas darat. Masjid ini juga berada di lintasan jalur penerbangan padat, hampir tiap menit sekali. Rancangan masjid ini dibuat sedemikan rupa untuk meredam kebisingan sekitarnya.