REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Eropa memiliki banyak ciri yang menjadi tanda adanya inspirasi dari peradaban kuno yang berkembang di Timur, sebagaimana masyarakat Eropa banyak meminjam dari warisan budaya perkotaan peradaban Islam. Sayangnya, fakta ini disangkal oleh wacana yang berlaku di Barat.
Beberapa sejarawan Eropa menyangkal pengaruh langsung tersebut. Namun, perbandingan yang cermat dan banyak studi khusus menemukan bahwa gaya arsitektur tidak dapat diciptakan atau dikembangkan tanpa meminjam teknik dengan satu atau lain cara dari peradaban lain, terutama yang berkembang kala itu, yang dalam hal ini ialah peradaban Timur.
Warisan arsitektur Eropa berhutang banyak pada Timur, yakni Arab dan Islam. Sejarawan Inggris dan pakar peradaban Timur Tengah, Diana Dark, menunjukkan dalam bukunya "Stealing from the Saracens: How Islamic Architecture Shaped Europe", bahwa peralihan budaya itu dari Timur ke Barat, bukan sebaliknya.
Hal itu karena tumbuh suburnya peradaban Islam di saat Eropa sedang mengalami masa-masa kelamnya yang paling kelam, yang tidak disadari oleh dunia Barat saat ini. Seperti apa contoh pengaruh budaya Timur terhadap Barat?
Salah satunya ialah Big Ben, sebuah menara jam besar yang terletak di Westminster, London. Jika ditilik lebih dalam, apakah menara tersebut terinspirasi oleh arsitektur menara Islam?
Menara jam tinggi yang identik dengan ibu kota Inggris London berdiri megah di jantung Westminster. Menara ini menjadi daya tarik wisata terpenting di Inggris Raya, yang diyakini sebagian besar dirancang karena pengaruh budaya Islam.
Dilansir Arabic Post, Big Ben, yang selesai pertama kali pada 1856, diyakini terinspirasi menara masjid Islam yang muncul berabad-abad sebelumnya.
Menurut penulis Inggris dan pakar sejarah, Nadia Khan, ada kesamaan yang tak terbantahkan antara tengara London yang terkenal dan menara Masjid Agung di Aleppo, yang dibangun pada 1090.
Namun, masjid agung di Aleppo itu hancur akibat perang setelah pecahnya revolusi Suriah, tepatnya pada 2013 lalu.
Big Ben dan Dewan Perwakilan Inggris dibangun dengan gaya Gotik, yang secara radikal dipengaruhi oleh arsitektur Islam.
Jika dibandingkan, keduanya adalah menara persegi setinggi empat bagian, dan keduanya dihiasi dengan elemen serupa, seperti lengkungan trefoil dan kolom berukir.
Namun, yang lain membantah hubungan antara dua simbol arsitektur ini, dan studi yang lebih khusus masih diperlukan untuk menentukan secara andal bagaimana bangunan jam London yang terkenal dipengaruhi oleh gaya geometris Islam.
Arsitektur lain di Eropa yang disebut terpengaruh peradaban Timur adalah Gereja Katedral Notre Dame, di Paris Prancis. Ini merupakan salah satu karya arsitektur yang paling menonjol dalam peradaban Eropa.
Gereja ini terkenal dengan arsitekturnya dalam gaya "Gothic" Eropa, tetapi gaya "Gothic" Eropa ini sendiri sangat dipengaruhi secara langsung oleh pegunungan gurun Suriah, khususnya sebuah desa yang terletak di sebelah barat Aleppo.
Desain arsitektur Gereja Katedral Notre Dame, seperti hampir semua katedral Gotik di Eropa, secara langsung dipengaruhi Gereja Qalb Lozeh di Suriah, yang berasal dari abad kelima Masehi.
Baca juga: Masuk Islam, Zilla Fatu Putra Umaga Pegulat WWE Ini Beberkan Alasannya yang Mengejutkan
Menurut laporan Iyas Shaheen, seorang profesor arsitektur di Universitas Damaskus, yang diterbitkan oleh BBC dalam bahasa Arab, bahwa setelah dibandingkan, adalah mungkin untuk melihat pergeseran kualitatif berdasarkan elemen tetap antara Gereja Qalb Lozeh dan katedral Prancis raksasa Notre Dame yang keduanya memiliki kaitan dengan gaya desain fasad.
Karena kekristenan, seperti tiga agama monoteistik, adalah agama oriental par excellence, sejarawan mencoba mencari asal usul arsitektur ini di Timur dan menelusuri tahap awal perkembangannya di tanah Levant.
Secara alami, ditemukan bahwa kemunculan dan perkembangan arsitektur Kristen awal selama abad pertama agama tersebut mencakup sejumlah budaya dan gaya arsitektur yang mirip dengan arsitektur Timur Tengah.