REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia merupakan negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia dengan produksi rata-rata sebesar 639 ribu ton per tahun atau sekitar 8 persen dari produksi kopi dunia. Komposisi produksi kopi Indonesia adalah 72,84 persen kopi jenis robusta dan 27,16 persen kopi jenis arabika.
"Kami optimistis pertumbuhan kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia, akan meningkatkan kinerja industri pengolahan kopi di dalam negeri secara signifikan," kata Dirjen Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Agro Panggah Susanto, dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (1/10) siang.
Kebijakan pengembangan industri pengolahan kopi ditujukan untuk terus mengembangkan potensi pasar di dalam negeri. Beberapa program yang dikembangkan, dijelaskan Agro, seperti peningkatan kapasitas sumber daya manusia seperti barista, roaster, penguji cita rasa (cupper), peningkatan nilai tambah biji kopi di dalam negeri, dan peningkatan mutu kopi olahan terutama kopi sangrai (roasted bean), melalui penguasaan teknologi roasting.
"Saya menginginkan di masa depan, Indonesia menjadi eksportir utama roasted bean di Asia dan dunia," tutur Agro.
Industri pengolahan kopi, dipaparkan Dirjen Industri Kecil Menengah Kemenperin Gati Wibawaningsih, menunjukkan kontribusi yang semakin meningkat bagi ekspor Indonesia. Pada 2016, sektor ini mencatat angka ekspor USD 427,89 juta, atau meningkat sekitar 19 persen dari 2015. Neraca perdagangan produk kopi olahan Indonesia surplus USD 349,18 juta.
"Ekspor produk kopi olahan didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke negara tujuan ekspor utama yaitu ASEAN, RRT, dan Uni Emirat Arab," kata Gati.
Selain dirayakan di Provinsi Lampung, perayaan Hari Kopi Internasional juga diadakan di tiga kota, yaitu Batam, Pinrang, Badung, dan Jakarta. Khusus di Jakarta, acara digelar dalam kegiatan Car Free Day. Di sana ada gerai kopi yang menawarkan petualangan mencicipi berbagai macam jenis kopi, sekaligus informasi kepada para pengunjung untuk akses permodalan kedai kopi.
"Perhatian dan dukungan seluruh pihak terkait kami harapkan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh pelaku rantai nilai perkopian Indonesia mulai dari petani, industri sampai penyedia jasa retail kopi dan konsumen," tutur Gati.