REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Ratusan polisi Spanyol diusir dari kamar hotel menyusul referendum kemerdekaan Katalan. Hal tersebut terjadi pada sejumlah akomodasi penginapan di kota pesisir Calella, Katalunya.
Seperti dilaporkan Independent, Rabu (3/10) sekitar 150 personel polisi dikeluarkan secara paksa oleh pengelola hotel. Mereka tidak ingin fasilitasnya menjadi markas bagi kepolisian Spanyol.
Pengusiran tersebut disertai teriakan dari para demonstran. Mereka kerap menyerukan kata-kata 'Anda tidak diterima' kepada aparat keamanan Spanyol. "Kami tidak ingin hotel-hotel di Calella menjadi barak," kata pejabat kota pesisir, Monserrat Candini.
Sebelumnya, pengusiran aparat keamanan itu terjadi menyusul telepon yang dilakukan Wali Kota Monserrat Candini kepada pemilik hotel. Usai hal itu, pengelola pun menutup pelayanan mereka secara umum.
Pejabat kepolisian Spanyol terpaksa disebar ke sejumlah hotel di Calella yang tidak terpengaruh insiden tersebut. Kendati, sejumlah bar lokal dengan tegas memasang tanda tidak akan melayani aparat Spanyol.
Lebih dari 10.000 personel kepolisian dari luar Katalunya siaga sejak dua pekan sebelum referendum dimulai. Sementara, otoritas pemerintah daerah Katalan melaporkan setidaknya 900 orang terluka selama berlangsungnya referendum kemerdekaan tersebut.