REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro berharap zakat dapat memotong rantai kemiskinan di Indonesia. Dalam Rakornas Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) 2017, Bambang turut mengapresiasi upaya memanfaatkan zakat untuk mencapai tujuan-tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).
"Salah satu yang kita harapkan dari Baznas dan lembaga amil zakat lainnya adalah bagaimana zakat ini bisa memotong kemiskinan antargenerasi," kata Bambang di Jakarta, Rabu (4/10) malam.
Bambang mencontohkan, zakat bisa digunakan untuk mencapai target menihilkan angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan. Zakat pun akan mendampingi dan memastikan tumbuh kembang anak itu supaya sehat.
"Zakat terus memberikan intervensi agar seribu hari pertama bayi harus mendapatkan gizi cukup dan ASI eksklusif. Ini salah satu upaya untuk mencegah stunting," kata Bambang.
Ia mengaku, zakat dapat mencegah kemiskinan dengan memperbaiki kualitas hidup anak. Nantinya, anak yang tumbuh sejat tersebut diharapkan mampu menolong orang lain di masa yang akan datang. "Kemiskinan itu jangan diturunkan antar generasi. Kalau kekayaan boleh," kata Bambang.
Dengan adanya zakat, kata Bambang, ada kelompok nonpemerintah yang membantu mengatasi kemiskinan. Ia mengaku, dana zakat hendaknya disalurkan kepada 40 persen keluarga berpendapatan terendah di Indonesia.
"Itu prioritas untuk kita bantu karena boleh dibilang hampir seluruh masalah kemiskinan dan ketimpangan ada di sana," kata Bambang.