REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat gempa vulkanis Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, masih berfluktuasi dalam jumlah yang tinggi. Dalam 12 hari terakhir tidak ada akselerasi atau percepatan, tetapi aktivitas vulkanis masih berfluktuasi dalam jumlah yang tinggi. "Magma masih terus bergerak, berusaha mencari celah untuk keluar," kata Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil di Pos Pengamatan Gunung Agung, Karangasem, Bali, Jumat (6/10).
Menurut dia, selama 24 jam terakhir aktivitas kegempaan vulkanis dalam dan dangkal di gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu mencapai rata-rata 800 kali. Sehingga, lanjut Devy, dapat disimpulkan bahwa aktivitas vulkanis gunung api itu menunjukkan belum ada penurunan.
Saat ini, berdasarkan pengamatan visual yang terlihat adanya gas solfatara yang tampak dari pos pengamatan di Desa Rendang yang muncul tipis pada ketinggian 50 hingga 200 meter dari puncak kawah. PVMBG juga menyebutkan pada 1 Oktober 2017 tubuh Gunung Agung sempat mengalami perubahan secara tiba-tiba, yakni mengempis. Namun, kembali mengembung atau mengalami inflasi hingga saat ini berdasarkan pengamatan deformasi.