REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepada mereka yang hendak menekuni dunia menulis namun dilanda jenuh, novelis Habiburrahman El Shirazy menyarankan agar membuat daftar manfaat menulis. Dalam bedah salah satu novelnya, 'Api Tauhid', di Auditorium Sekolah Islam Terpadu Insantama, Bogor, Habiburrahman El Shirazy mengatakan, semua penulis pasti pernah merasa jenuh dan ingin berhenti.
Ia juga sempat merasa ingin berhenti menulis di awal-awal perjalanan kepenulisannya. Sekarang, hambatan menulis yang Kang Abik rasakan lebih karena waktu yang sempit atau badan yang lelah.
Memotivasi diri saat merasa seperti itu, kata Kang Abik, adalah dengan mencari manfaat menulis. Cari minimal 20 manfaat menulis. "Bagi perempuan, salah satu manfaatnya adalah membuat awet muda. Menulis itu melepaskan emosi," ucap penulis novel Ayat-Ayat Cinta itu, Ahad (8/10).
Novel Ayat-Ayat Cinta 2 adalah bentuk kegeraman Kang Abik salah satunya terhadap anak muda yang tidak mau berpikir besar. Ia membuat Fahri sebagai pahlawan dalam novel itu. "Kalau penulis AS bisa buat superhero, mengapa saya tidak?" ungkap Kang Abik.
Dari sosok Fahri dalam Ayat-Ayat Cinta 2, ia berharap, anak-anak muda jadi punya bayangan. Fahri tidak sekolah di Oxford, tapi bisa mengajar di sana.
Sama seperti shalat qabliyah Subuh. Dua rakaat di waktu fajar lebih baik dari dunia seisinya.
Bila harga sewa satu apartemen satu kamar di London satu bulan atau setara sekitar Rp 12 juta, maka harga London tentu lebih mahal. Tapi, itu semua kalah dengan dua rakaat qabliyah Subuh. Itu pun baru qabliyahnya, belum shalat Subuh-nya.
Kang Abik mengajak hadirin melihat manfaat menulis. Bila malas mulai terasa, baca manfaat pertama. Bila masih malas, baca manfaat ke dua. "Kalau sampai manfaat ke 20 masih malas, kebangeten," kata Kang Abik.
Menulis, lanjut Kang Abik, bisa membawa seseorang keliling dunia. Kalau ada backpacker dengan Rp 2 juta keliling dunia, bisa merasa bangga. Kalau jadi penulis yang diundang keliling dunia tanpa biaya, tentu lebih luar biasa. Hanya saja, tantangan penulis adalah diri sendiri," kata Kang Abik. Kebanyakan pekerjaan lain dibantu sistem. Tidak dengan menulis yang mengatur dirinya sendiri.
Satu hal lagi adalah bila tulisan karya seorang penulis merupakan karya yang bagus dan bermanfaat, itu jadi amal jariyah yang tidak terputus. Kitab Riyadush Shalihin yang ditulis Imam Nawawi contohnya. Tiap ada orang yang membaca karyanya, pahala lansung dikirim untuk Imam Nawawi.