Senin 09 Oct 2017 08:31 WIB

Saudi Aramco Bidik Investasi di India

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Elba Damhuri
Logo perusahaan minyak Saudi Aramco.
Foto: ngoilgasmena.com
Logo perusahaan minyak Saudi Aramco.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Saudi Aramco membidik kerja sama bisnis dengan beberapa penyulingan minyak di India. Raksasa minyak asal Arab Saudi tersebut berharap bisa menyelesaikan kesepakatan pada tahun depan.

"Kami berharap bisa berinvestasi (di India), saat ini kami sedang dalam diskusi serius," ujar CEO Aramco Amin Nasser ketika berbicara di Forum Energi India seperti dilansir Reuters, Senin (9/10).

Rencananya, Aramco ingin membeli saham di kilang yang terletak di pantai barat India dengan kapasitas 1,2 barel per hari. Aramco berinvestasi di kilang luar negeri untuk memperluas pangsa pasarnya menjelang penawaran umum perdana pada 2018 mendatang.

Nasser mengatakan, Aramco tertarik untuk berinvestasi di sektor hilir, petrokimia, dan ritel bahan bakar termasuk pelumas. Arab Saudi bersaing dengan Irak untuk menjadi pemasok minyak utama di India. Pada Ahad (8/10) lalu, Aramco telah mendirikan kantor baru di New Delhi sebagai upaya untuk memperluas kehadirannya di India.

Badan Energi Internasional memperkirakan, kapasitas penyulingan minyak di India masih belum sebanding dengan permintaan bahan bakar di negara tersebut. Oleh karena itu, India membutuhkan investasi baru untuk meningkatkan kapasitasnya.

Nasser mengatakan, Aramco akan meningkatkan kekuatan stafnya di India sebanyak empat kali lipat. Saat ini perusahaan tersebut memiliki 14 karyawan di India dan akan ditingkatkan menjadi sekitar 30 karyawan. Menurutnya, India merupakan pasar yang penting dan memiliki ukuran sangat besar.

"Pertumbuhan di India tahun lalu adalah 8 persen, dibandingkan dengan 1,5 persen energi secara global. Kita harus berada disini," kata Nasser.

Rencana investasi Aramco ini dikonfirmasi oleh Menteri Perminyakan India Dharmendra Pradhan. Menurut dia, Aramco memang tertarik untuk berinvestasi dalam proyek kilang di negara Asia termasuk India. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement