REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Amerika Serikat menawarkan hadiah jutaan dolar untuk informasi seputar dua pejabat kelompok Hizbullah Lebanon. Hal ini dilakukan pemerintah Trump untuk mengungkap sebuah strategi dalam melawan pengaruh regional Iran.
Dilansir dari Aljazirah, Rabu (11/10), pemerintah AS akan membayar sampai 7 juta dolar juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Talal Hamiyah, kepala operasi asing Hizbullah. Selain itu hadiah 5 juta dolar AS untuk Fuad Shukr, seorang perwira tinggi Hizbullah.
Koordinator kontraterorisme AS, Nathan Sales mengatakan, hadiah ini merupakan penawaran pertama yang diberikan oleh AS untuk pejabat Hizbullah dalam satu dekade. "Imbalan hari ini merupakan langkah lain untuk meningkatkan tekanan pada mereka dan organisasinya," kata Sales.
Hamiyah telah masuk dalam daftar teroris luar negeri sejak tahun 2015 dan Shukr ditambahkan pada tahun 2013. AS menyebut Hizbullah yang didukung Iran sebagai organisasi teroris asing pada tahun 1997.
Kepala National CounterTerrorism Center, Nicholas Rasmussen menyalahkan, kelompok tersebut atas serangkaian serangan di seluruh dunia. Menunjuk penangkapan dua orang di AS pada bulan Juni karena tuduhan kegiatan atas nama Hizbullah, Rasmussen mengatakan, badan intelijen AS menilai kelompok tersebut mencari cara untuk menyerang AS.
Sebagai bagian dari strategi yang segera diluncurkan Presiden Donald Trump, AS akan menekan negara-negara yang belum menunjuk Hizbullah sebagai kelompok teroris internasional untuk melakukannya. Selain itu, beberapa negara memilih hanya menunjuk sayap militer Hizbullah, sehingga sayap politiknya tidak tersentuh.
Hizbullah adalah bagian dari pemerintahan koalisi Lebanon dan memberikan dukungan besar untuk layanan sosial yang diberikannya. AS juga menawarkan hadiah untuk informasi seputar Abu Bakr al-Baghdadi, pimpinan negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dan Abu Muhammad al-Julani, komandan kelompok bersenjata Suriah Tahrir al-Sham.