REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menghadiri deklarasi damai yang dilakukan suporter klub sepak bola Persebaya (Bonek) dan perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) pusat di Mapolrestabes Surabaya, Jalan Sikatan, Krembangan Selelayan, Surabaya, Kamis (12/10).
Di sana, Risma menyampaikan, dirinya tidak ingin permusuhan antara Bonek dan PSHK terus berlanjut.
"Saya tidak mau permusuhan ini terus-menerus. Untuk apa kita pelihara yang namanya balas dendam dan permusuhan yang akan menghancurkan kita sendiri," kata Risma.
Risma kemudian mengingatkan perjuangan para pahlawan yang berusaha melawan penjajah dengan ikhlas. Ia mengatakan, sangat disayangkan jika perjuangan para pahlawan yang telah memerdekakan bangsa Indonesia ini terpecah.
Apalagi, perselisihan antara Bonek dan PSHK bukanlah permusuhan dengan musuh sesungguhnya, melainkan dengan sesama saudara. "Sungguh luar biasa perjuangan para pahlawan dengan tulus dan ikhlas. Kita harus tetap bisa memeliharanya dengan cara memelihara persaudaraan kita," ujar Risma.
Risma kemudian berharap, ke depan tidak ada lagi permusuhan dan perselisihan antara sesama anak bangsa. Tidak hanya di Surabaya, Risma berharap permusuhan, pertikaian, dan perselisihan antarsesama anak bangsa di seluruh Indonesia bisa segera diakhiri.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Mohammad Iqbal meyakini, perdamaian antara Bonek dengan PSHT tersebut akan diikuti oleh perdamaian di akar rumput keduanya. Apalagi, Iqbal menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan kasus tersebut sesuai proses hukum yang ada di Indonsia.
"Domain penegakan hukum sudah kami lakukan dan akan terus kami jalankan kemudian. Itu yang akan kami maksimalkan," ujar Iqbal.
Bonek dan PSHT terlibat bentrok pada Ahad (1/10). Bentrok terjadi di depan SPBU Balongsari Tandes Surabaya usai pertandingan Persebaya di Stadion GBT. Dalam bentrokan itu, dua anggota PSHT Surabaya tewas.