Ahad 15 Oct 2017 13:03 WIB

Toko Tani Diklaim Mampu Kendalikan Harga Pangan

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi saat membuka Toko Tani Indonesia (TTI) di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta Timur, Kamis (21/9).
Foto: Dok Kementan
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi saat membuka Toko Tani Indonesia (TTI) di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta Timur, Kamis (21/9).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan) menyatakan, keberadaan Toko Tani Indonesia (TTI) mampu mengendalikan harga pangan. Dengan begitu berkontribusi pula dalam menekan angka inflasi.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada minggu kedua Oktober 2017, pergerakan harga pangan relatif stabil. Pasalnya, kenaikan harga hanya berkisar 0,05 persen sampai 1,15 persen, bahkan ada penurunan harga di level 1,78 persen sampai 18,14 persen pada beberapa komoditas.

"Memang betul, pengendalian harga pangan tidak sepenuhnya karena TTI karena pengaruh juga dari harga acuan yang diterapkan pemerintah. Hanya saja, banyak outlet kita yang juga berkontribusi dalam pengendalian harga bahan pokok," ujar Agung kepada wartawan di Toko Tani Indonesia Center (TTIC), Jakarta, Ahad (15/10).

Ia menyebutkan, beberapa harga komoditas yang tidak naik signifikan pada Oktober tahun ini, di antaranya beras umum dengan kenaikan 0,63 persen menjadi Rp 13.297 per kilogram (kg), minyak goreng curah naik 0,44 persen ke Rp 12.473 per liter. Lalu cabai merah naik 1,15 persen menjadi Rp 29.551 per kg serta dagung sapi yang hanya naik 0,05 persen ke Rp 114.795 per kg.