Senin 06 May 2024 13:53 WIB

Bapanas: Inflasi April Terjaga Hasil Sinergi Menstabilkan Harga Pangan

Salah satu yang dilakukan ialah gerakan pangan murah sepanjang Ramadhan.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.
Foto: dok istimewa
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan inflasi bulanan terjaga pada April 2024, yakni tercatat 0,25 persen, merupakan berkat hasil sinergi dan kerja sama seluruh pemangku kepentingan dalam upaya menstabilkan harga pangan.

"Kerja keras dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan pangan terlihat hasil positifnya dan mampu meredam laju inflasi di April, terutama sektor pangan. Kita ketahui bersama, pada April lalu bertepatan dengan momen Ramadhan dan Lebaran," kata Arief dalam keterangannya.

Baca Juga

Dia menyampaikan inflasi pada April 2024 yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) lebih rendah secara bulanan dan secara tahunan. Tingkat inflasi nasional secara bulanan berada di 0,25 persen.

Sementara inflasi menurut komponen harga bergejolak seperti cabai merah, beras, telur ayam ras, dan cabai rawit tercatat mengalami deflasi sebesar 0,31 persen.

Arief menyebutkan bahwa berdasarkan data BPS andil inflasi secara bulanan beberapa komoditas pangan di April 2024 antara lain bawang merah -0,14 persen, beras -0,12 persen, telur ayam ras -0,06 persen, dan cabai rawit -0,04 persen.

Menurut Arief adanya tren deflasi komoditas pangan pokok tersebut, salah satunya dipengaruhi oleh berbagai program intervensi yang dilakukan pemerintah selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Arief mengatakan menjelang Lebaran, pihaknya mengimplementasikan operasi pasar murah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) yang terus digencarkan. GPM serentak dilaksanakan di berbagai daerah diiringi pula dengan memastikan stok pangan senantiasa tersedia di pasar, misalnya beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) oleh Bulog.

Selain itu, program bantuan pangan beras 10 kg yang terus disalurkan kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) khususnya masyarakat berpendapatan rendah di seluruh Indonesia. "Kebijakan relaksasi dan fleksibilitas harga yang kita terapkan juga telah memberi kepastian bagi pemasok dan pelaku usaha dalam rantai pasok pangan nasional, terutama di pasar ritel modern. Ini dilakukan semata-mata agar masyarakat luas dapat memperoleh akses pangan yang mudah dan terjangkau," jelas Arief.

Per 26 April 2024, lanjut Arief mengatakan, Bapanas bersama pemerintah daerah dan segenap pemangku kepentingan di bidang pangan telah menyelenggarakan GPM sebanyak 4.020 kali di 37 provinsi dan 401 kabupaten/kota.

"Ini masih terus dilanjutkan berupa kolaborasi Bapanas dengan Kementerian Pertanian dan pemangku kepentingan pangan dengan menghelat GPM di 63 titik di area Jakarta plus 2 Pasar Mitra Tani Hortikultura mulai 29 April sampai 8 Mei mendatang," tutur Arief.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement