REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tak hanya itu, kepakaran Urwah di bidang agama sangat disegani oleh para birokrat. Tak sedikit negarawan yang meminta nasihat dan petuah bijak kepadanya. Baik urusan dunia terkait pengelolaan negara atau soal agama.
Khalifah Umar bin Abd al-Aziz, misalnya. Ketika beliau diangkat menjadi gubernur di Madinah pada masa al-Walid bin Abd al-Malik, orang-orang pun berdatangan untuk memberikan selamat kepada Umar.
Ketika itu, setelah selesai shalat Zhuhur, Umar bin Abdul Aziz memanggil sepuluh ahli fikih Madinah yang dipimpin oleh Urwah bin Zubair. Ketika mereka telah berada di sisinya, Sang Khalifah melapangkan majelis serta memuliakan mereka.
"Saya tidak ingin memutuskan suatu masalah kecuali setelah mendengarkan pendapat Anda semua atau seorang yang hadir di antara kalian," kata Umar.
"Bila kalian melihat seseorang mengganggu orang lain atau pejabat yang melakukan kezaliman maka saya mohon dengan tulus agar Anda sudi melaporkannya kepada saya," pinta Umar
Mendengarkan permintaan Umar, Urwah langsung berdoa untuk keberuntungan dan memohon kepada Allah SWT agar senantiasa menjadikan Sang Khalifah tetap lurus dan tidak menyimpang.
Konsistensi Urwah tetap terjaga hingga ajal menjemputnya. Ia terbiasa puasa sunah meski pada musim panas dan tak melewatkan shalat malam, meski cuaca dingin. Lidahnya senantiasa basah dengan zikir dan senantiasa mengkhatamkan seperempat Alquran tiap waktu siang.