REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Pertanian mempercepat ekspor bawang merah ke negara tetangga karena surplus. Harga bawang merah di tingkat petani pun turut tergerus.
"Ekspor kami lakukan secara masif," kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Spudnik Sujono melalui keterangan tertulis, Rabu (18/10). Sejak Januari hingga Agustus 2017, volume ekspor ke negara tetangga mencapai 1.782 ton.
Dalam waktu tiga bulan Agustus-Oktober, ia mengaku telah melakukan empat kali ekspor. Pertama, ekspor 500 ton bawang merah dari Brebes, Jawa Tengah ke Thailand pada 18 Agustus. Sementara target ekspor ke negara Gajah Putih itu sebesar 5.600 ton. Ekspor kedua dilakukan dari Surabaya, Jawa Timur pada 28 Agustus sebanyak 247,5 ton ke Singapura.
Selang dua bulan tepatnya pada 12 Oktober, peluncuran ekspor dilakukan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motamasin, Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Timor Leste sebanyak 30 ton. Target ekspor ke Timor Leste adalah 200 ton. "Terakhir, ekspor sebanyak 45 ton dari rencana 180 ton ke Vietnam dari Enrekang, Sulawesi Selatan," kata dia.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Karantina Kementan, ekspor bawang merah dari pintu pengeluaran di Cirebon, Jawa Barat per 29 Juli-11 Oktober 2017 mencapai 1.151 ton dengan tujuan Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Singapura. Sedangkan dari pintu keluar Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur sebanyak 1.731 ton dengan tujuan sama.
Namun pihaknya akan terus menambah daftar ekspor lainnya sebagai upaya memperluas pasar dan stabilisasi harga dalam negeri. "Karena bagi kami, kesedihan petani karena rendahnya harga bawang merah, juga menjadi kesedihan kami," ujarnya.