REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pemain di Liga 1 meminta PSSI, operator kompetisi Liga Indonesia Baru (LIB), dan manajemen klub, untuk membuat pendidikan medis bagi para pesepak bola di Tanah Air. Pendidikan medis bagi para pemain dirasa perlu agar mereka mampu melakukan pertolongan pertama terhadap sesama pesepak bola saat terjadi insiden berbahaya di lapangan.
Striker Sriwijaya FC, Alberto 'Beto' Goncalves lewat pernyataan resminya mengatakan, kursus pertolongan pertama bagi pemain selama ini tak pernah diterapkan di Liga 1. Padahal, kata dia, pendidikan medis tersebut dibutuhkan pemain agar mampu memberikan pertolongan pertama jika ada pemain lain yang cedera saat bertanding. Dengan pengetahuan medis, kata dia, para pemain bisa menjadi penolong pertama jika ada pemain lain yang terkapar saat menunggu tim medis masuk ke dalam lapangan.
Pemain asal Brasil itu, pun memberikan contoh pemahaman tentang pertolongan pertama yang pernah terjadi di La Liga Spanyol. Yaitu, ketika penyerang Atletico Madrid Fernando Torres terkapar tak sadarkan diri di lapangan usai berebut bola dengan pemain lawan.
El Nino selamat dari kejadian nahas tersebut setelah ditolong rekannya Gabi. Beto mengatakan, andai kursus medis tak memungkinkan dilakukan pada musim kompetisi saat ini, hendaknya dapat dilakukan sebelum musim depan bergulir.
Permintaan serupa, pun datang dari pemain Mitra Kukar. Dengan kalimat yang sama, striker Marclei Cesar Santos mengatakan pentingnya kursus pertolongan pertama tersebut. "Saya Marclei Cesar berharap kepada PSSI dan klub-klub untuk memberikan kursus pertolongan pertama kepada seluruh pemain di Liga 1," kata dia.
Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono menjanjikan akan memperkuat peran Komite Medis di federasi nasional. Salah satunya yaitu dengan meningkatkan pemahaman medis kepada seluruh pemain di semua level kompetisi sepak bola Indonesia.
Peningkatan peran Komite Medis tersebut, agar peristiwa yang menimpa Choirul Huda tak lagi terjadi. Penjaga gawang Laskar Joko Tingkir itu meninggal dunia usai benturan keras dengan rekannya sesama Persela, Ramon Rodrigues saat menjamu Semen Padang pada Ahad (15/10).
Kata Djoko, wafatnya Choirul Huda menjadi tanggung jawab federasi agar sistem pertolongan pertama saat insiden ditingkatkan. Kata dia, PSSI akan bekerja sama dengan Komite Medis Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), agar skuat pertolongan saat pertandingan punya standar yang sesuai dengan kemajuan sepak bola.
Direktur Regulasi dan Kompetisi di LIB, Tigor Shalomboboy juga setuju dengan perlunya kursus medis bagi para pemain tersebut. Sebab, pemain di lapangan merupakan orang yang terdekat dengan posisi orang yang mengalami insiden berbahaya.
Ia mencontohkan tindakan yang dilakukan striker Arema FC Cristian Gonzales kepada kiper Persegres Gresik United, Aji Saka. Saat kedua kesebelasan bertanding pada Juli lalu, Aji terkapar tak sadarkan diri di lapangan.
Ada Gonzales yang berada paling dekat dengan Aji yang melakukan pertolongan pertama dengan menarik lidah sang kiper. Pertolongan Gonzales sebelum tim medis datang, membuat Aji dapat diselamatkan dari ancaman kehilangan nyawa. "Pemahaman itu profesional yang harus ada di masing-masing pemain," ujar dia.