Kamis 26 Oct 2017 16:30 WIB

Pesantren Miliki Kelebihan yang Bisa Diberdayakan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Santri
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Santri

REPUBLIKA.CO.ID,  DEPOK -- Pengembangan ekonomi pesantren dapat dimulai dari produk unggulan tiap pesantren. Namun itu tidak menutup kemungkinan inisiatif lain.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang P. S Brodjonegoro mengatakan, tiap pesantren punya kelebihan yang bisa diberdayakan untuk memandirikan ekonominya. Sejauh ini, usaha mereka masih seputar pertanian, peternakan, perikanan, dan kerajinan.

''Lihat juga produk unggulan di sana. Kami kembangkan sesuai potensi dan daerah dan kemampuan santri,'' kata Bambang di FEB UI, Kamis (26/10).

Dengan begitu, tidak bisa dipaksakan satu model usaha untuk semua pesantren. Selama ini pengembangan ekonomi di pesantren sebenarnya sudah mulai, tapi belum sistematis sehingga ke depan diharapkan lebih banyak pesantren yang bisa diberdayakan.

''Kami harap ada variasi dan inisiasi baru yang muncul. Kami ingin ajak sebanyak mungkin pengusaha besar untuk terlibat, sehingga mitra pesantren tidak hanya pemerintah tapi juga pesantren,'' tutur Bambang.

Dalam kuliah umum tentang peran ekonomi Islam dalam mewujudkan pembangunan yang adil dan berkelanjutan di FEB UI Depok, Bambang menyebutkan dua contoh pesantren yang telah mengembangkan potensi ekonomi mereka yakni pesantren Al-Ittifaq di Bandung dan Yayasan Nurul Iman Islamic Boarding School di Parung, Kabupaten Bogor yang mendaur ulang sampah. Isu pembangunan kuat diangkat Yayasan Nurul Iman karena daur ulang sampah mengurangi polusi, menambah nilai produk, dan menyerap tenaga kerja termasuk pemulung.

''Nilai ekon sampah itu tinggi. Pemilahan dan sampah juga membangun kesadaran lingkungan,'' ucap Bambang.

Pemetaan potensi bisa sambil berjalan. Beberapa pesantren sudah punya kegiatan bisnis yang sudah lama jalan. Bappenas juga akan mengaitkan ini dengan tujuan-tujuan pembangunan agar perkembangannya tidak cuma untuk kepentingan bisnis saja.

Kementerian Agama otomatis akan terlibat. Tapi kemitraan pesantren terbuka dengan siapa saja.

Pada 2014/2015, jumlah pesantren di Indonesia sebanyak 28.961 pesantrenyang, terdiri atas 15.057 pesantren salafiyah dan 13.904 pesantren moderen. Mayoritas berada di Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jumlah santri pada 2014/2015 mencapai 4.028.660 santri yang terdiri atas 1.968.631 santri perempuan dan 2.060.029 santri laki-laki.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement