Kamis 26 Oct 2017 18:08 WIB

Pengusaha Keluhkan Pasar Gula Sepi

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
Gula. Ilustrasi
Foto: ABCNews
Gula. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Tjahya Widayanti mengaku mendapat laporan dari pengusaha mengenai sepinya pasar gula. Kondisi ini membuat stok gula yang ada sulit terjual.

"Pedagang mengeluhkan pasar gula itu sepi. Masih banyak persediaannya, tapi dia tidak menyebut berapa jumlahnya " kata Tjahya, saat ditemui wartawan di Jakarta, Kamis (26/10).

Ia mengaku tak tahu persis apa yang menjadi penyebab sepinya perdagangan komoditas tersebut. Sebab, Tjahya meyakini masyarakat tidak mengurangi konsumsi gula mereka.

Sepinya pasar gula kemudian membuat pengusaha khawatir. Sebab, mereka memiliki perjanjian kerja sama dengan Bulog untuk membantu perusahaan pelat merah tersebut menjual gula yang diserap dari petani.

Dalam perjanjian kerja sama yang ditanda tangani pada awal Oktober lalu itu, pengusaha berkomitmen untuk menyelesaikan pendistribusian gula sampai 31 Desember 2017. "Ketentuan awal dia harus habis di 31 Desember. Kalau tidak habis, bisa kena sanksi," tutur Tjahya.

Khawatir tak bisa memenuhi komitmen kerja sama, pengusaha lalu meminta perpanjangan masa waktu ke Kementerian Perdagangan. Merespons permintaan itu, Kementerian Perdagangan akhirnya memutuskan untuk memperpanjang waktu pendistribusian gula sampai 31 Maret 2018.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement