Jumat 27 Oct 2017 01:09 WIB

Indonesia Berpotensi Kembangkan Wisata Gunung Berapi

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Hazliansyah
Gunung Berapi. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Gunung Berapi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Erupsi gunung berapi merupakan satu peristiwa alam yang sangat besar. Sehingga diperlukan antisipasi dan kewaspadaan yang tinggi karena dapat menimbulkan bahaya. Namun di sisi lain, erupsi gunung berapi juga dapat menjadi potensi wisata minat khusus. Indonesia yang memiliki banyak gunung berapi tentu memiliki potensi tersebut.

"Berita bencana gunung api itu seolah-olah mengerikan, padahal disana ada potensi yang bisa kita gali melalui wisata," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (26/10).

Ia mengatakan, Indonesia memiliki setidaknya 127 gunung api aktif. Dan fenomena gunung meletus tidak terjadi di seluruh dunia. Sehingga perlu adanya kiat untuk mempromosikan wisata gunung api Indonesia kepada masyarakat global.

"Kita langka loh melihat suatu gunung meletus mengeluarkan awan panas, lava dan sebagainya. Anda lihat di Malaysia, nggak ada disana gunung api. Australia nggak punya gunung api, tapi kita punya banyak," tambahnya.

Ia mengatakan, promosi wisata gunung api tersebut harus digencarkan. Seperti dari Kementerian Pariwisata yang dapat mengembangkan masalah gunung meletus menjadi wisata, karena nilai jualnya luar biasa.

Ia mencontohkan ketika adanya gerhana matahari total yang terjadi di Indonesia pada Maret 2016 lalu. Banyak turis mancanegara yang datang untuk menyaksikannya.

"Waktu gerhana matahari total, berduyun-duyun orang datang untuk mengabadikan, mendokumentasikan gerhana matahari yang hanya berjalan kurang dari satu jam," kata dia.

Tidak hanya saat gerhana matahari total, ketika Gunung Bromo meletus pada 2010, ia mengatakan juga banyak turis mancanegara yang mengabadikan momen tersebut.

Namun dengan catatan, untuk menyaksikan erupsi gunung api tentu harus dengan berbagai pertimbangan. "Kita semua gunung di Indonesia sudah memiliki peta kawasan rawan bencana, selama masyarakat berada diluar radius tadi (diluar zona bahaya), aman," tambahnya.

Kemudian tempat untuk menyaksikan erupsi juga harus berlawanan dengan arah angin. "Kalau Gunung Agung meletus pada bulan sekarang ini, berarti arah angin akan ke timur. Ya ngeliatnya jangan dari timur, kena abu semuanya. Tapi dari sisi barat," terangnya.

Ia menambahkan, jika Gunung Agung meletus, BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat sudah mengukur daerah yang terkena dampak dari letusan.

"Jadi gunung agung ini, kalau meletus kita sudah tahu perkiraan letusannya, daerah yang berdampak hanya sembilan sampai 12 km. Artinya turis lain, turis yang melihat diluar zona itu aman," katanya.

Menurutnya, dalam membahas gunung meletus bukan hanya semata-mata tentang musibah, tetapi selalu ada berkah dibalik musibah tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement