Sabtu 28 Oct 2017 14:50 WIB

Tantangan Energi Masa Depan, BUMN Butuh SDM Inovatif

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) PT. Pertamina dengan menggunakan mobil tangki mengisi bahan bakar minyak Avtur untuk salah satu pesawat komersil di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh, Selasa (1/8).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Petugas Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) PT. Pertamina dengan menggunakan mobil tangki mengisi bahan bakar minyak Avtur untuk salah satu pesawat komersil di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh, Selasa (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dengan kebutuhan energi yang terus meningkat dan tantangan energi di masa depan, BUMN butuh SDM inovatif. Apalagi, BUMN tak hanya mengemban misi korporasi tapi juga mini negara.

Dalam kuliah umum bertema Membangun Ekonomi Indonesia Berkeadilan di Universitas Gadjah Mada sebagai rangkaian kegiatan BUMN Hadir di Kampus, Direktur Perencanaan, Investasi, dan Manajemen Risiko Pertamina, Gigih Prakoso Soewarto menjelaskan, tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini adalah ketersediaan energi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Pertamina berupaya untuk melakukan penyediaan dan distribusi energi ke seluruh tanah air.
 
Untuk itu Pertamina menempuh berbagai langkah seperti BBM dan LPG, pembangunan kilang bahan bakar untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar dalam negeri, kebijakan BBM Satu Harga di wilayah 3T dengan target 150 lokasi di tahun 2019, serta pengembangan energi baru dan terbarukan melalui pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
 
Pengembangan engeri baru dan terbarukan di masa mendatang diperlukan dukungan universitas. ''Universitas merupakan salah satu mitra strategis BUMN untuk menyiapkan SDM dalam melakukan terobosan, inovasi, teknologi sekaligus menyiapkan inkubator untuk komersialisasi,'' ujar Gigih dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (28/10).
 
Universitas, lanjut Gigih, harus makin giat melakukan berbagai kajian pengembangan potensi EBTKE di tanah air. Hal itu untuk mendorong pemanfaatan EBTKE sebagai sumber energi di masa depan.
 
Gigih meyampaikan, sebagai BUMN, Pertamina berperan dalam ketahanan energi nasional. Hal itu diwujudkan melalui pelaksanaan penugasan pemerintah kewajiban layanan publik (PSO) bagi masyarakat berpendapatan rendah (MBR), pelaksanaan program prioritas nasional, serta program pemerataan dan peningkatan ekonomi nasional.
 
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementrian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah memaparkan, BUMN berperan strategis sebagai agen pembangunan dalam penguatan ekonomi nasional. Keberadaan 118 BUMN di tanah air dengan berbagai bidang usahanya telah memberikan kontribusi bagi negara di antaranya mendorong konektivitas dan daya saing, mendorong elektrifikasi hingga ke pelosok negeri, memberikan kemudahan akses informasi, mewujudkan pemerataan BBM Satu Harga sebagai wujud keadilan ekonomi, membangun pemberdayaan masyarakat serta mewujudkan keadilan sosial, UKM dan lingkungan.
 
Program BUMN Hadir di Kampus yang diinisiasi Kementerian BUMN Edwin harap memberikan pemahaman kepada civitas akademika tentang kondisi perekonomian nasional dan peran strategis BUMN dalam berkontribusi bagi pembangunan nasional. ''Hal ini sekaligus menjembatani sinergi BUMN dan universitas sebagai pencetak SDM profesional,'' ujar Edwin.
 
Kegiatan ditutup dengan penyerahan bantuan secara simbolis dari Pertamina berupa Beasiswa Sobat Bumi untuk 15 mahasiswa dengan total nilai maksimal Rp 150 juta, serta bantuan KKN tematik melalui pemberdayaan Masyarakat di Indonesia Timur di 10 titik dengan nilai maksimal Rp 1,5 miliar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement