REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menjamin stok beras untuk kebutuhan nasional yang ada saat ini cukup aman. Hal ini diungkapkan Direksi SDM dan Umum Bulog Wahyu Suparyano di hadapan tim Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yang mengunjungi gudang Bulog di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (31/10).
Soal stok beras tidak perlu dikhawatirkan, tambahnya, sebab Bulog masih menguasai persediaan dalam jumlah memadai dan pengadaan di daerah-daerah, termasauk di Sulteng masih terus berjalan. Menurut dia, realisasi pengadaan beras nasional saat ini sudah sekitar dua juta ton dari target yang ditetapkan pemerintah kepada Bulog untuk musim panen (MP) 2017 sebanyak tiga juta ton.
"Kita berharap target tercapai karena masih ada dua bulan lagi untuk memacu kegiatan pengadaan beras di seluruh daerah di Tanah Air," kata Wahyu.
Bulog tentu terus berupaya merealisasi target pengadaan yang telah ditetapkan tersebut. Khusus di Sulawesi Tengah, kata dia, realisasi pengadaan prosentasenya cukup besar, bahkan tertinggi nasional.
Selain itu, kata dia, kualitas beras yang dibeli Bulog dari petani di Sulteng cukup bagus. Kadar airnya hanya sekitar 11,7 persen, biasanya sampai lebih 13 persen.
"Tapi di Palu beras yang disimpan di gudang Bulog setelah dites kadar airnya hanya 11,7 persen," kata dia.
Dengan demikian, beras yang kualitasnya bagus, bisa tahan lama digudang.
Kepala Perum Bulog Sulteng, Khosin secara terpisah mengatakan hingga kini sudah membeli beras petani sebanyak 35 ribu ton dari target 42.160 ton. Ia optimistis hingga akhir Desember 2017, target pengadaan bisa tercapai 100 persen, bahkan keungkinan melebihinya karena masih ada panen di sejumlah daerah di provinsi ini.
Mengenai stok beras di gudang, kata dia, total stok beras Bulog Sulteng saat ini mencapai 24 ribu ton. Cukup untuk kebutuhan sampai tujuh bulan ke depan. Komisi VI DPR RI yang melakukan kunjungan kerja selama dua hari ke Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng dipimpin Wakil Ketua Komisi,Azam Asman Natawijana.