Kamis 02 Nov 2017 06:36 WIB

Serangan Udara Yaman Tewaskan 29 Orang

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Ledakan bom setelah serangan udara di Yaman.
Foto: Reuters/Khaled Abdullah
Ledakan bom setelah serangan udara di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Sedikitnya 29 warga sipil Yaman terbunuh setelah serangan udara pimpinan Saudi menghancurkan sebuah pasar di utara negara tersebut.

Dilansir dari Aljazirah, Rabu (1/11), penduduk setempat mengatakan serangan tersebut menargetkan pasar Alaf di provinsi utara Saada sesaat setelah tengah malam. Akibatnya 29 orang tewas dan melukai setidaknya sembilan lainnya saat mereka tidur.
 
Petugas penyelamat terus mencari tujuh orang yang hilang sampai larut malam, namun video dari tempat kejadian menunjukkan daerah tersebut benar-benar hancur oleh serangan tersebut dengan api yang masih menyala dari toko yang hangus.
 
Al Masirah, sebuah saluran TV yang dikelola oleh kelompok Houthi yang menguasai provinsi Saada, ibu kota Sanaa, serta bagian lain dari Yaman tengah memastikan jumlah korban tewas.Abdulrahman, yang menolak memberikan nama keluarganya, mengatakan tidak ada militan Houthi di daerah tersebut saat serangan terjadi.
 
"Serangan udara benar-benar menghancurkan pasar," katanya.
 
Ia mengatakan karena serangan udara berulang dan tembakan mortir dari perbatasan Saudi, banyak pekerja Yaman terpaksa tidur di pertokoan karena terlalu berbahaya untuk berada di jalan pada malam hari.
 
"Apa pun yang bergerak adalah ancaman dibom. Tidak ada tempat aman dari para penjahat ini." tambahnya.
 
Seorang juru bicara koalisi pimpinan Saudi tidak memberikan komentar atas insiden ini.
 
Saada, sebuah kubu Houthi, telah berulang kali ditargetkan oleh pengeboman udara yang dipimpin oleh Saudi sejak sebuah koalisi negara-negara Arab bergabung dalam perang tersebut pada Maret 2015.
 
"Kami sangat sedih mendengar laporan yang dikeluarkan dari Saada hari ini dan mitra PBB kami sedang memverifikasi kejadian tersebut," kata juru bicara badan pengungsi PBB di Yaman, Shabia Mantoo.
 
Menurutnya, dengan konflik yang terus berlanjut di Yaman, maka meningkatkan permusuhan, kebutuhan kemanusiaan menumpuk dan warga sipil menanggung beban.Perang di Yaman, negara termiskin di wilayah Arab, dimulai pada 2014 setelah militan Houthi menguasai Sanaa dan mulai mendorong ke selatan menuju kota terbesar ketiga di negara itu, Aden.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement