REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Komunitas "Art Culture And Tourism Festival" Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar pameran bonsai, kerajinan, dan berbagai kuliner sebagai usaha mempromosikan sejumlah objek pariwisata di daerah setempat selama 11 hari.
Ketua Panitia Komunitas "Art Culture And Tourism Festival" Bojonegoro Ruy Budiarto di Bojonegoro, Jumat (3/11), menjelaskan pameran diikuti 177 bonsai dari berbagai daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah, serta Jakarta.
"Pada awalnya kami hanya menggelar pameran dan lomba bonsai, tetapi kemudian berkembang memperoleh dukungan sejumlah komunitas, mulai Wakulbo, kerajinan dan pelukis," kata dia.
Ia menyebutkan ada 40 anjungan berbagai aneka kuliner yang tergabung dalam komunitas kuliner Wakulbo, yang mendukung kegiatan itu, juga puluhan anjungan berbagai aneka kerajinan termasuk puluhan pelukis. "Ada puluhan lukisan yang dipamerkan, bahkan ada pameran benda pusaka, seperti keris, tombak juga lainnya," ucapnya.
Ia mengaku kegiatan "Art Culture And Tourism Festival" yang berlangsung pada 2-12 November sebagai pertama kali.
"Kalau harapan kami kegiatan ini bisa menumbuhkan kuliner khas daerah dan mendorong perkembangan pariwisata," kata dia.
Oleh karena itu, kata dia, kegiatan "Art Culture And Tourism Festival" akan digelar setiap tahun sebagai usaha mempromosikan pariwisata dan kuliner.
Dalam kegiatan itu, kata dia, para pengunjung yang membeli kuliner juga kerajinan dengan jumlah Rp50.000, bisa mendaftar mengunjungi sejumlah objek wisata, antara lain wisata kuliner salak Wedi di Desa Wedi, Kecamatan Kapas, objek wisata minyak "Thel Little" Teksas Wonocolo di Kecamatan Kedewan dan Kahyangan Api di Kecamatan Ngasem.
Selain itu, digelar lomba memasak dengan peserta umum sebagai usaha menumbuhkan makanan khas daerah dan kesenian daerah. "Ya harapannya dengan adanya lomba memasak akan muncul kuliner khas Bojonegoro yang bisa menjadi andalan," ucapnya.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Bojonegoro Setyo Yuliono ketika membuka kegiatan itu, menyatakan mendukung kegiatan itu digelar setiap tahun karena untuk mempromosikan objek wisata dan kuliner di daerah setempat.
"Kami minta panitia juga pihak terkait mempromosikan kepada masyarakat agar pengunjung yang datang banyak tidak hanya lokal, tetapi juga luar daerah," kata dia