Jumat 03 Nov 2017 17:45 WIB

Ahmad Ibnu Thulun, Anak Budak yang Jadi Penguasa Mesir

Rep: c62/ Red: Agung Sasongko
Masjid Jami Ibnu Thulun
Masjid Jami Ibnu Thulun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahmad Ibnu Thulun adalah pendiri Dinasti Thulun di Mesir. Ia putra budak semasa pemerintahan khalifah Dinasti Abbasiyah, al-Makmun.

Ibnu Thulun, pria kelahiran Baghdad, September 835 M ini dikirim ke Mesir pada 868 M sebagai gubernur al-Fustat. Dalam dua tahun ia menjadi gubernur bagi seluruh negeri Mesir menggantikan ayah angkatnya yang wafat pada 870 M.

Ia kemudian menolak mengirimkan upeti tahunan ke pemerintahan Abbasiyah dan bahkan membentuk provinsi merdeka di bawah pemerintahannya sendiri. Dinasti Thulun berkuasa di Mesir kurang lebih 135 tahun hingga 905 M.

Semasa berkuasa Ahmad Ibnu Thulun mendirikan kota di atas bukit batu yang disebut Jabal Yashkur (Bukit Syukur) dekat dengan kawasan Muqattam di Timur laut al-Fustat, Kairo Lama. Proses pembangunan kawasan baru tersebut turut menggusur pemakaman Kristen dan Yahudi yang berada di perbukitan tersebut.

Masjid Ibnu Thulun dibangun menggantikan Masjid Amr yang terlalu sempit menampung pasukan dan para pengikut Ibnu Thulun. Dinasti ini ditaklukkan oleh Dinasti Abbasiyah pada 905 M, ketika mengambil alih Mesir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement