Ahad 05 Nov 2017 03:48 WIB

Demo Menolak dan Mendukung Kedatangan Trump di Korsel

Rep: Dea Alvi Soraya / Red: Ratna Puspita
Polisi Korea Selatan mengamankan seorang mahasiswa yang berunjuk rasa menolak kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke negara itu di depan Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, Jumat (3/11). Trump akan mengunjungi Korea Selatan pada Selasa (7/11) dan Rabu (8/11).
Foto: EPA-EFE/Yang Ji-woong
Polisi Korea Selatan mengamankan seorang mahasiswa yang berunjuk rasa menolak kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke negara itu di depan Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, Jumat (3/11). Trump akan mengunjungi Korea Selatan pada Selasa (7/11) dan Rabu (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL — Kabar kedatangan presiden Amerika Donald Trump disambut penolakan dan dukungan dari ratusan warga Seoul, Korea Selatan. Mereka menunjukkan aksi penolakan dan dukungan dengan turun ke jalan-jalan protokol atas rencana kedatangan Trump yang dijadwalkan tiba di negeri gingseng pada Selasa (7/11) nanti. 

Korea Herald pada Sabtu (4/11), dilansir Ahad (5/11), melaporkan sebuah asosiasi dari 220 partai politik sayap kiri, kelompok sipil, serikat pekerja dan organisasi kemahasiswaan mengadakan demonstrasi di dekat Kedutaan Besar AS di Seoul dengan membawa slogan bertuliskan: “No Trump No War” (“Tidak ada Trump tidak Ada Perang”). 

Aksi penolakan Trump yang diikuti sekitar lima ribu orang itu mengkritik Trump dan menganggap keberadaannya justru memperburuk ketegangan militer di semenanjung Korea. Para demonstran meneriakkan “Trump, jangan datang ke Korea" sambil mengangkat tinggi-tinggi spanduk yang mengungkapkan penolakan. 

Di kota yang sama, sekitar 500 orang sebelumnya menggelar aksi penyambutan Trump dengan suka cita. Kelompok yang didominasi oleh orang-orang berusia di atas 60 tahun tersebut berkumpul di depan pintu keluar Stasiun Gwanghwamun, Seoul, untuk menyampaikan dukungannya atas rencana kunjungan Trump. 

Tak hanya itu, gerakan Pro-Trump juga terlihat di sekitar Stasiun Hyehwa. Aksi yang diikuti tiga ribu orang itu menyampaikan wasa terima kasih kepada Amerika Serikat karena dianggap telah melindungi Korea Selatan dari Korea Utara. 

Bahkan, mereka juga meminta Amerika Serikat lebih kuat terhadap provokasi yang terus digencarkan militer Korea Utara. 

Trump dijadwalkan mengunjungi Korea Selatan pada Selasa hingga Rabu (8/11) pekan depan untuk menegaskan kembali aliansi Korea Selatan-AS dan meningkatkan tekanan pada Korea Utara untuk menghentikan pengembangan senjata nuklirnya. 

Dia berencana mengunjungi Camp Humphreys, sebuah pangkalan militer AS di Seoul, dan menghadap Majelis Nasional Korea Selatan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement