REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) akan menggelar Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) 2017 pada 8-11 November 2017 di Surabaya, Jawa Timur. Berbagai agenda telah dipersiapkan untuk mengembangkan ekonomi syariah di Tanah Air.
Kepala Departemen Keuangan dan Ekonomi Syariah BI Anwar Bashori mengatakan, peserta yang hadir tidak hanya berasal dari dalam negeri, tapi juga dari banyak negara. Mereka akan mengikuti international meeting hingga business matching.
"Dalam forum tersebut akan ada pembahasan tentang wakaf dan zakat. Kemudian kita akan adakan pendalaman pasar keuangan syariah meliputi lindung nilai tukar, sukuk, dan sebagainya," ujarnya kepada Republika, Senin, (6/11).
Sedangkan untuk business matching serta seminar nasional industri halal, kata dia, pembahasannya seputar industri makanan, fashion, dan pariwisata. "Berbagai kegiatan tersebut akan dihadiri dari sekitar 20 negara sebagai narasumber," tutur Anwar.
Ia menambahkan, ada enam kegiatan utama dalam ISEF tahun ini. Pertama, Temu Otoritas yang salah satunya meliputi rapat anggota Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS). Kedua, Temu Penggiat Ekonomi Syariah seperti wirausaha muda syariah, regulator, pelaku industri, serta duta ekonomi syariah.
Kegiatan ketiga adalah Temu Pesantren. Menurutnya, sekitar 80 pimpinan pondok pesantren dari perwakilan di Indonesia akan datang ke ISEF 2017. "Keempat, seminar dan konferensi," jelasnya.
Selanjutnya, kegiatan utama yang kelima yaitu presentasi makalah. Ada 230 makalah dari 19 negara yang diseleksi. Adapun agenda terakhir adalah pameran ekonomi syariah.