REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah-tengah geliat Islam di Brasil, bayang-bayang Islamofobia kian mengkhawatirkan. Pada 2015, serangan tersebut tampak menunjukkan eskalasinya. Terutama, sehari setelah aksi penembakan brutal di Charlie Hebdo, Paris, Prancis, pada Januari 2015.
Akibatnya, masjid terbesar Sao Paulo dirusak dengan graffiti "Je Suis Charlie". Selain itu, juga terdapat aksi pelemparan batu kepada seorang profesor di teater Muslim, Sarah Ghuraba.
Koordinator Pusat untuk Kebebasan Beragama dan Hak Asasi Manusia (CEPLIR) Lorrama Machado mengatakan, pascainsiden Charlie Hebdo, serangan kepada umat Islam di Brasil meningkat dari serangan lisan menjadi serangan fisik.
Menurut Machado, pada 2015, kasus Islamofobia naik 500 persen secara nasional dari 2014. Peningkatan ini terjadi karena adanya pemberitaan tentang Islam di media yang sering menyudutkan umat Islam di Brasil adalah negara yang paling banyak menjuarai Piala Dunia, yaitu sebanyak lima kali