REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kota Shibam terletak di wilayah Hadramaut, di tengah Gurun Ramlat al-Sab'atayn. Jalan di tengah gurun itu merupakan akses utama yang menghubungkan ibu kota Yaman, Sana'a, dengan kota-kota lain di barat dan timur Yaman. Jauh dari kota tetangga, Shibam jadi simbol ke bang kitan dan bertahannya budaya Timur Tengah di tengah keterpencilan gurun.
Dari Sana'a, Shibam terletak sekitar 43 kilometer ke arah barat laut. Bandara terdekat dari Shibam berada di Kota Sei yun dan Tarim. Cara lainnya adalah ber tolak dari Desa Alajlanya yang meng hu bungkan Shibam dengan Mukalla. Ber jalan di perbukitan di sekeliling Shi bam, orang- orang tak akan menyangka kota itu sudah berusia lebih dari 1.700 tahun.
Sebagai titik penting pemberhentian jalur rempah dan perdagangan, Shibam merupakan kota yang kaya. Bangunan yang saling berlomba menuju angkasa di sana adalah modus persaingan para keluarga Arab badui kaya di kota itu, selain juga untuk melindungi diri dari para begundal jalanan. Memang ada paradoks di sana, satu sisi melindungi diri dari pencuri, sementara di sisi lain ada perlombaan pamer kekayaan.
Kota Shibam dibangun sebagai ibu kota Shabwa pada era sebelum Islam. Masjid yang dibangun pada 904 M dan kastil yang berdiri sejak 1220 M masih bisa dilihat sampai hari ini. Sebagian kota merupakan hasil pembangunan ulang setelah sempat diterjang banjir. Banjir besar pada 1532 M menggerus fondasi bangunan-bangunan di sana. Banjir tetap tak bisa dielakkan meski Shibam terletak di titik tertinggi tepian Wa di Hadramaut. Kondisi ini yang kemu dian memicu pembangunan dinding kota.
Shibam dikelilingi lahan pertanian subur yang digarap sendiri oleh warga. Sistem yang mereka bangun memung kinkan tanah di sana digunakan untuk ber cocok tanam, sambil juga diman faat kan untuk material bangunan. Pengam bilan tanah untuk bangunan ini dilakukan pascapanen usai. Tak hanya sampai situ, setelah bangunan berdiri, perawatan ma sih berlangsung dengan melapisi bangun an menggunakan lumpur secara berkala.
Mereka yang berkunjung ke Shibam dapat melihat harmonisasi arsitektur, masyarakat, dan budaya Islam yang mengakar. Bangunan yang ada di sana juga jadi objek belajar karena orang akan tahu pemanfaatan tiap lantainya. Lantai dasar bangunan dimanfaatkan khusus untuk keamanan dengan sistem keaman an mandiri. Biasanya keluargakeluarga kaya yang memiliki model rumah seperti ini.