REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nigeria adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di Afrika Barat. Pew Research Center memperkirakan, pada 2010, sebanyak 48,5 persen penduduk negara di 'benua hitam' itu adalah Muslim.
Sekalipun jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan 2009 yang mencapai 50,4 persen. Mayoritas Muslim di negara yang berbatasan dengan Benin di sebelah barat, Chad dan Kamerun di sebelah timur ini, menganut Suni Mazhab Maliki.
Islam menjadi ruh utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Nigeria. Menjamurnya masjid dan situs-situs Islam lainnya menunjukkan penerimaan masyarakat Nigeria terhadap Islam.
Islam dapat bersinergi dengan lembaga lain di masyarakat dan memberikan kontribusinya terhadap pluralitas.
Negara memberikan perhatian bagi Muslim yang ingin melaksanakan ibadah harian ataupun tahunan, seperti haji, Ramadhan, dan hari raya. Hukum Islam juga berperan dalam pendirian partai politik, kehidupan keluarga dan lainnya.
Bahkan, pada 1990, Islam benar-benar dipraktikkan secara masif dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Nigeria. Pertemuan-pertemuan publik dimulai dan diakhiri dengan doa Muslim.
Para pemimpin lokal, dengan bantuan ahli agama atau pengadilan Alkali, memberikan pengetahuan luas tentang prinsip dasar hukum syariah di sekolah.
Sarjana Muslim kelahiran Nigeria, Syekh Dr Abu-Abdullah Abdul-Fattah Adelabu mengatakan, pengaruh Islam di Nigeria begitu kuat.
Ia mencontohkan, kata-kata Arab digunakan dalam bahasa Nigeria, terutama bahasaYoruba dan Hausa.
Salah satunya nama- nama hari. Seperti Atalata untuk Selasa, Alaruba untuk Rabu, Alamisi untuk Kamis, dan Jimoh untuk Jumat.
Pengadopsian tradisi Islam yang dilakukan Nigeria telah berhasil memberikan dampak baik terhadap bahasa daerah Nigeria, baik lisan maupun tulisan.
Syekh Adelabu menegaskan, hampir semua istilah teknis dan penggunaan budaya Hausa dan Fulani berasal dari warisan Islam.