REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PLN akan mengalokasikan gas di Jimbaran Tiung Biru (JTB) untuk pembangkit listrik di gresik. Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan untuk pembangkit Jawa 3 PLN masih membutuhkan pasokan gas untuk pembangkit sebesar 800 megawatt.
Iwan menjelaskan produksi Lapangan JTB adalah sebesar 172 mmscfd, sedangkan PLN akan menyerap sebesar 100 mmscfd untuk memenuhi kebutuhan pasokan gas pembangkit Jawa 3. Namun, Iwan menjelaskan, apabila kebutuhan gas untuk pembangkit Jawa 3 sudah terpenuhi maka alokasi gas yang sudah dibeli tersebut bisa juga dialokasikan untuk pembangkit lain seperti di Semarang.
"Tapi ini terbuka juga untuk ke semarang dan grati krn pipa udah nyambung. tetapi utamanya untuk gresik dulu. Untuk gresik itu kan paling tidak kita butuh 80 mmscfd saja. Nanti sisanya bisa disalurkan ke pembangkit lain" ujar Iwan di Kementerian ESDM, Senin (13/11).
Iwan juga menjelaskan, ketika PLN sudah menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan pertamina maka PLN akan mengebut pembangunan pembangkit baru di Gresik tersebut selesai pada 2021 mendatang. Saat ini Iwan menjelaskan pihak PLN sedang melakukan proses lelang untuk pembangunan pembangkit ini.
"Diharapkan akhir tahun atau paling tidak awal tahun besok sudah selesai lelangnya. Tapi ini kan untuk mitra PJB saja, karena nanti yang membangun ini memang sudah PJB. Tapi kita lagi cari partner untuk PJB," ujar Iwan.
PT. Pertamina (Persero) dan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan perjanjian jual beli gas wilayah kerja migas Jambaran Tiung Biru (JBT) seharga 7,6 dolar per mmbtu. Dengan adanya perjanjian jual beli gas ini maka Pertamina akan menyelesaikan pembangunan pipa gas JBT ini pada 2021.
Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar mengatakan gas dari proyek Jambaran-Tiung Biru sebesar 172 MMSCFD akan dialirkan untuk PLN Gresik (100 MMSCFD) dan Industri di Jawa Tengah dan Timur (72 MMSCFD). Proyek dengan nilai investasi 1,54 miliar dolar Amerika ini akan memasok kebutuhan gas bagi PLTGU PLN yang berada di Gresik.
"Harga sudah sepakat dan fix 30 tahun 7,6 dolar per mmbtu flat selama 30 tahun," ujar Arcandra di Kantor Kementerian ESDM, Senin (13/11).