REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Penduduk Iran menggali puing-puing untuk mencari korban selamat dari gempa pada Senin (13/11). Dilansir dari BBC, sedikitnya 413 orang tewas dan hampir 6.000 orang di Iran terluka.
Menurut pejabat dan kantor berita, ratusan orang menunggu dalam antrean untuk menyumbangkan darah di Teheran sebagai tanggapan atas seruan dari pemerintah. Menjelang malam, pejabat Iran mengatakan misi penyelamatan hampir berakhir.
Menurut Kantor Berita Mahasiswa Iran, seperti yang dikutip dari New York Times, Senin (13/11) gempa mengguncang hebat kota Pol-e Zahab di Provinsi Kermanshah, Iran Barat. Pihak berwenang Iran mengatakan setidaknya 236 korban meninggal.
“Teman saya berteriak,’Saya kehilangan rumah saya’” seorang penduduk menulis di Twitter. “Alhamdulillah, dia dan keluarganya baik-baik saja. Dia bilang orang-orang berkabung dan orang yang mereka cintai berada di bawah reruntuhan,” katanya.
Gambar yang beredar di Twitter menunjukkan infrastruktur Pol-e Zahab rusak. Salah satu blok apartemen yang dibangun untuk keluarga berpenghasilan rendah hancur karena gempa.
Unggahan gambar lainnya oleh situs Khabar Online menunjukkan sebuah truk pikap yang mengangkut korban dengan selimut beraneka warna. Anggota parlemen untuk Pol-e Zahab, Farhad Tarji mengatakan keluarganya menjadi korban gempa.
“Saya telah kehilangan 15 orang (anggota keluarga),” ujar Tarji.
Selain itu, seorang penduduk Pol-e Zahab berusia 30 tahun mengeluh tidak adanya bantuan berupa makanan, air, pakaian atau tenda yang datang.
“Belum ada fasilitas. Kami sudah tidur di luar sejak tadi malam. Inilah kondisi rumah kami. Listrik, air, gas, saluran telepon kami tidak berfungsi. Semuanya habis, seluruh kota hancur,” kata pria itu.
Pejabat dari Kementerian Kesehatan pergi ke daerah tersebut, begitu pula panglima tertinggi Korps Garda Revolusi Islam Brigadir Jenderal Mohammed Ali Jafari. Namun wartawan asing tidak diizinkan mengunjungi tempat peristiwa bencana.
Bulan Sabit Merah Iran menggunakan anjing penyelamat untuk mencari korban. Penggunaan anjing penyelamat dan anjing penjaga diperbolehkan di Iran sejak gempa di Kota Bam pada 2003 yang menewaskan lebih dari 20 ribu orang.
Sebelumnya, pusat gempa berada di dekat Ezgeleh, Iran sekitar 135 mil timur laut dari Baghdad. Gempa ini berkekuatan 7,3 skala Richter dan merupakan gempa terbesar yang menimpa bagian barat Iran.
Gempa ini juga merusak bangunan di daerah Kirkuk dan Sulamaniyah, Irak. Menurut Survei Geologi AS, gempa susulan berkisar antara 3,1 sampai 4,1 skala Richter dan merusak kabel telepon, koneksi internet dan saluran listrik di berbagai kota dan desa.
Gempa tersebut pun menghancurkan sejumlah bangunan di daerah pedesaan dan menyebabkan retakan di dinding desa dan kota sekitar 122 Km (76 mil) di wilayah barat kota Kermanshah. Tak hanya wilayah Irak dan Iran, gempa terasa di daerah tenggara dan timur Turki, termasuk Provinsi Diyarbakir, Batman, Mardin, Hakkari, Van, Mus, dan Sirnak serta Kuwait, Suriah, Lebanon, dan Pakistan.