REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) mengeluarkan imbauan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Iran dan Irak. Hal itu dilakukan menyusul gempa 7,3 SR yang mengguncang perbatasan kedua negara.
Kemenlu meminta WNI yang ada di Irak dan Iran untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan. Termasuk waspada jika akan melakukan perjalanan daerah-daerah yang terkena dampak gempa.
Bagi WNI yang sedang berada di sekitar lokasi yang terkena gempa atau akan melakukan perjalana ke daerah tersebut agar selalu membawa identitas diri. Kemenlu juga mengimbau WNI untuk senantisa menjaga komunikasi sesama masyarakat diaspora Indonesia di Iran.
Korban Tewas Gempa Iran Tembus 413 Orang
Berdasarkan data Kemlu RI, sekitar 295 orang WNI sedang berada di Iran dan sekitar 700 orang nerada di Irak. Kemenlu terus koordinasi dengan KBRI Tehran dan Bagdad terkait peristiwa gempa tersebut. Hingga kini belum ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban akibat gempa bumi.
Gempa berkekuatan 7,3 skala Richter dan merupakan gempa terbesar menimpa bagian barat Iran. Pusat gempa berada di dekat Ezgeleh, Iran sekitar 135 mil timur laut dari Baghdad.
Hingga saat ini sedikitnya 413 orang tewas dan hampir 6.000 orang di Iran terluka. Angka tersebut kemungkinan masih akan terus bertambah.
Gempa juga merusak bangunan di daerah Kirkuk dan Sulamaniyah, Irak. Menurut Survei Geologi AS, gempa susulan berkisar antara 3,1 sampai 4,1 skala Richter dan merusak kabel telepon, koneksi internet dan saluran listrik di berbagai kota dan desa.
Gempa tersebut pun menghancurkan sejumlah bangunan di daerah pedesaan dan menyebabkan retakan di dinding desa dan kota sekitar 122 Km (76 mil) di wilayah barat kota Kermanshah. Tak hanya wilayah Irak dan Iran, gempa terasa di daerah tenggara dan timur Turki, termasuk Provinsi Diyarbakir, Batman, Mardin, Hakkari, Van, Mus, dan Sirnak serta Kuwait, Suriah, Lebanon, dan Pakistan.