Sabtu 25 Nov 2017 15:10 WIB

Begini Persiapan Jokowi Demi Ikuti Pesta Adat Bobby-Kahiyang

Putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu (kedua kanan) bersama suaminya Bobby Afif Nasution mengikuti ritual adat Mangalo-alo Mora pada ngunduh mantu resepsi pernikahannya di Medan, Sumatera Utara, Jumat (24/11).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu (kedua kanan) bersama suaminya Bobby Afif Nasution mengikuti ritual adat Mangalo-alo Mora pada ngunduh mantu resepsi pernikahannya di Medan, Sumatera Utara, Jumat (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan persiapannya untuk mengikuti pesta pernikahan putrinya Kahiyang Ayu Siregar dengan Bobby Afif Nasution menggunakan adat batak Mandailing. Salah satunya, Jokowi mengaku dirinya harus belajar menari Tortor.

"Ya belajar (nari tortor) satu hari, biar tahu," kata Presiden Joko Widodo seusai menjalani prosesi adat Margalanggang atau manortor sesi III di Perumahan Bukit Hijau Regency Taman Setia Budi, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (25/11).

Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo melakukan tari tortor didampingi dengan kerabat terdekat. Menari tortor untuk menunjukkan bahwa Presiden Jokowi dan keluarga sudah menjadi bagian dari keluarga Siregar.

"Dan ya karena ini sebuah budaya, sebuah mode adat yang harus kita ikuti, kalau kita enggak siap kan tidak bisa juga," tambah Presiden.

Presiden juga memberikan petuah kepada Kahiyang dan Bobby atau disebut ajar poda dengan menyisipkan pantun menggunakan bahasa batak Mandailing. "Ya belajar ya, tadi sudah jelas pesan-pesan yang disampaikan, yang pertama 'pantun hangoluan, teas hamatean' artinya apa? Bahwa untuk hidup bahagia harus menjaga sopan santun. Maka kalau tidak menjaga sopan santun, malapetaka akan datang," jelasnya.

Petuah kedua adalah suan tobu di bibir, dohot di ate-ate, artinya manis bukan hanya di mulut, tapi juga di hati."Kebaikan yang dikatakan itu juga kebaikan yang dilakukan dengan sepenuh hati," ungkap Presiden.

Petuah ketiga adalah "Tangi di siluluton, inte di siriaon".

"Yang artinya bahwa jika ada kemalangan, walaupun tidak diundang, kita wajib berupaya untuk datang dan menolong. Namun jika ada kegembiraan, kita wajib datang kalau diundang, sudah jelas sekali filosofi-filosofi tadi," tambah Presiden.

Pesan keempat adalah "bahat disabur sabi, anso adong salongon", tidak ketinggalan Presiden menjelaskan maksudnya. "Kalau tidak menanam maka kita tidak akan memetik hasilnya, artinya banyak-banyaklah berbuat kebaikan agar kita semua menuai kebahagiaan, horas," ungkap Presiden.

Presiden pun masih sempat memperagakan caranya menari tortor bersama dengan Ibu Negara Iriana Jokowi, Kahiyang, dan Bobby di depan para wartawan meski tanpa iringan musik gordang sambilan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement