REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menyusul serangan yang terjadi di Masjid Bir al-Abed, Sinai Utara, Mesir, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo mengimbau kepada WNI yang tinggal di Mesir untuk tetap waspada. KBRI menyebutkan tidak ada WNI yang tinggal di sekitar Sinai Utara.
Sekretaris III Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Kairo Arum Primasty menjelaskan bahwa WNI yang tinggal di Mesir tidak terdampak oleh serangan tersebut. Ia memperkirakan beberapa kota yang ditinggali oleh WNI dalam keadaan aman. Meskipun imbauan tersebut tetap disebarkan kepada tokoh-tokoh di masing-masing kota agar tetap waspada.
"Sampai hari ini kami mengantisipasi dengan mengeluarkan himbauan dan monitoring melalui tokoh WNI di kota-kota tersebut," kata Arum kepadaRepublika, Ahad (26/11).
Menurut data KBRI, WNI di Mesir tinggal di daerah-daerah seperti Kairo, Alexandria, Mansoura, Port Said, Tanta, Zagazig, Sharm el Sheikh, dan Hurghada.
Arum mengatakan bahwa sejauh ini daerah-daerah tersebut masih tergolong aman. Meskipun seperti diketahui beberapa bulan lalu terdapat serangan di gereja di Alexandria dan Tanta. Namun WNI yang tinggal di Mesir mayoritas Muslim, sehingga tidak terdampak oleh serangan tersebut.
Adapun untuk mengantisipasi adanya serangan berikutnya, WNI diimbau untuk selalu membawa identitas jika bepergian, untuk mengantisipasi jika ada razia dari pihak berwenang Mesir. Dan meminta kepada mereka yang izin tinggalnya akan habis agar segera memperpanjang.
Selain itu, mereka juga diimbau untuk tidak bepergian ke luar kota terlebih dahulu untuk beberapa waktu ke depan, terutama di daerah Sinai Utara dan sekitarnya, sampai situasi lebih kondusif. Mereka juga diminta untuk waspada ketika berkendara, jika menemukan benda yang mencurigakan, agar segera menjauh ke tempat yang aman.
Para WNI juga diminta untuk selalu memperbarui informasi terkini mengenai situasi di sekitar Mesir melalui media cetak maupun media daring. Dan diharapkan mereka tetap menjaga kekompakan dan komunikasi dengan sesama WNI di sana.