Kamis 30 Nov 2017 06:27 WIB

Ngurah Rai Beroperasi Lagi, Sebaran Abu Vulkanis Diawasi

Rep: Mutia Ramadhani, Rahayu Subekti/ Red: Elba Damhuri
Suasana bandara Ngurah Rai, Bali
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Suasana bandara Ngurah Rai, Bali

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, kembali beroperasi terhitung pukul 15.00 WITA, Rabu (29/11). Hasil rapat komunitas bandara pukul 13.00 WITA menyimpulkan angin bertiup ke arah barat daya yang berarti sebaran abu vulkanis Gunung Agung menjauhi bandara.

"Volcano Observatory Notice for Avition (VONA) juga diturunkan dari merah ke oranye. Terhitung mulai pukul 15.00 WITA, Bandara I Gusti Ngurah Rai dibuka," kata Communication and Legal Section Head Bandara I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim, Rabu.

Selama dua hari terakhir penutupan, sebanyak 118.539 penumpang gagal diberangkatkan. Mereka berasal dari 888 jadwal penerbangan yang terdiri atas 397 penerbangan rute internasional dan 491 penerbangan rute domestik.

Buka-tutup bandara menggunakan empat laporan dari Pusat Informasi Semburan Abu Vulkanis (VAAC) Darwin, BMKG, laporan pilot, dan hasil identivikasi abu vulkanis di kawasan bandara melalui paper test.

Wings Air ATR-72 rute Denpasar-Malang menjadi pesawat pertama yang tinggal landas dari Bandara Internasional Ngurah Rai begitu bandara dioperasikan. Pesawat dengan nomor penerbangan IW-1840 yang berangkat pukul 16.15 WITA itu berstatus tanpa penumpang. Sedangkan, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-990 rute Surabaya-Denpasar menjadi pesawat pertama yang mendarat pukul 18.07 WITA.

Pihak Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Airnav) mengiyakan sudah mengeluarkan notice to airmen (notam) untuk membuka kembali Bandara I Gusti Ngurah Rai. Kendati demikian, menurut Direktur Operasi Airnav Indonesia Wisnu Darjono, pemantauan akan terus dilakukan.

"Kami tetap memonitor dengan ketat seluruh perkembangan yang terjadi terkait aktivitas Gunung Agung," kata Wisnu, kemarin.

Dia mengatakan, Airnav terus melakukan koordinasi intensif dengan BMKG dan PVMBG. Begitu juga dengan pengamatan Darwin Volcanic Ash Advisory Center (DVAAC) dan paper test untuk memantau kondisi di lapangan.

Airvav juga masih terus membuka crisis center di Jakarta dan Denpasar Bali untuk terus memonitor seluruh perkembangan 24 jam bersama regulator dan seluruh pemangku kepentingan terkait. \"Kami mengimbau masyarakat untuk terus memantau perkembangan informasi karena kami akan menyampaikan seluruh perkembangan yang terjadi kepada publik,” kata Wisnu.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar Bambang Hargiyono mengatakan, arah angin di Pulau Jawa dan Bali tanpa adanya siklon tropis bergerak dari barat menuju timur. Pada saat Gunung Agung meletus, abu vulkanis seharusnya mengarah ke timur atau tenggara.

"Munculnya siklon Cempaka di selatan Jawa mengubah arah angin di atas Bali yang tadinya dari barat ke timur menjadi dari utara ke selatan. Gunung Agung berada di utara Bandara Ngurah Rai sehingga angin akan bertiup dari utara ke selatan dan menutupi wilayah udara di atas bandara," kata Bambang, kemarin.

Bambang mengatakan, komunitas bandara terus memperbarui informasi terkini Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai setiap enam jam. Siklon tropis Cempaka diperkirakan masih bertahan dalam dua hingga tiga hari ke depan.

Lombok International Airport di Nusa Tenggara Barat juga telah kembali beroperasi normal sejak Selasa (28/11) pukul 06.00 WITA setelah sempat ditutup sementara pada Senin (27/11) pukul 19.50 WITA. General Manager Lombok International Airport I Gusti Ngurah Ardita mengatakan, penerbangan domestik menuju Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Sumbawa, Bima, dan Yogyakarta juga sudah beroperasi.

(Muhammad Nursyamsyi, Pengolah: Fitriyan Zamzami).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement