REPUBLIKA.CO.ID, Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (QS al-Ahzab: 21). Pesan Allah SWT begitu jelas meminta umat-Nya meneladani Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW mengemban tugas mengeluarkan umat dari kungkungan zaman jahiliah.
Buku The Life of Prophet Muhammad (Kehidupan Nabi Muhammad SAW) karya Abdul Waheed Khan, menerangkan banyak agama dan kepercayaan di Arab sebelum Nabi Muhammad SAW lahir. Ada Yahudi, Kristen, Sabian, ateis, dan kaum pemuja berhala. Hanya sedikit manusia percaya Tuhan dan kehidupan selanjutnya.
Sekitar 4.500 tahun kemudian, Nabi Ibrahim AS dan anaknya, Nabi Ismail AS membangun pondasi Kabah-tempat memuja Allah SWT di bumi. Namun, seiring berjalannya waktu, Kabah malah dipenuhi berhala.
Di dalam Kabah ada 360 berhala. Yang paling penting adalah: baal, laat, manaat, suwaa, uzaah, wadd, yaghoot, taooq, dan nasr.
Selama periode itu, ada Yahudi dan Kristen yang percaya pada Allah, hari penghakiman, dan proses pertanggungjawaban. Namun, mereka kehilangan rasa percaya pada kitab sucinya.
Bahkan, ada ateis yang tak percaya Tuhan dan kehidupan selanjutnya, atau hari perhitungan. Bagi mereka, hidup sekarang adalah segalanya.
Sementara orang Sabian adalah pengikut Nabi Idris AS, tapi mereka kaum yang mulai menyembah bintang. Mereka sholat tujuh kali sehari dan melakukan 30 kali dalam setahun.
Selanjutnya, ada sejumlah besar peramal. Mereka meramalkan segera datang seorang nabi yang agamanya menguasai agama lain. Dalam massa itu, lahirlah Nabi Muhammad SAW.
Dalam bukunya, Khan menulis Rasulullah SAW lahir dari pernikahan Abdullah dan Aaminah. Dia lahir pada 12 Rabi Al Awwal atau 20 April 570 Era Umum (CE) pada Senin di Makkah.
Muhammad dibesarkan oleh kakeknya Abdul Muttalib. Ayah Muhammad meninggal sebelum Rasulullah lahir. Saat usia enam tahun, ibunya, Aaminah juga meninggal. Sekitar dua tahun kemudian, kakeknya meninggal. Kemudian, Muhammad kecil diasuh oleh pamannya, Abu Taalib.
Sejak kecil, Rasulullah memiliki perilaku berbeda dari orang Arab pada umumnya. Dia tidak seperti anak laki-laki lain seusianya.
Dia membenci jalan kebodohan. Allah SWT menjauhkan Muhammad SAW kecil dari segala perbuatan jahat dan tidak pantas.
Muhammad Vandestra dalam buku Biografi Nabi Muhammad SAW Edisi Bilingual Inggris dan Indonesia menggambarkan kelahiran Rasulullah SAW sebagi mukjizat besar ketika jantung dunia terkena kekeringan. Muhammad SAW bagaikan mata air yang mengeluarkan air jernih dari jantung gurun paling tandus, yaitu gurun jazirah Arab.
Nabi Muhammad SAW menghidupkan orang hidup dari kematian yang tak disadari. Rasulullah SAW megeluarkan manusia dari kegelapan dan kebodohan dengan cahaya ilmu, serta dari belenggu syirik dan kekufuran menuju dunia tauhid.
Muhammad bin Abdullah hidup sebagai seseorang yang memiliki kesadaran di antara kaum lalai, pemabuk, penyembah berhala, peminum, pesyair, tokoh kabilah, dan orang yang berperang. Dia tumbuh dewasa sebagai seorang yang diam. Dia berbicara jika diajak bicara. Pun dia tak pernah terlibat hura-hura anak muda. Mulutya terdiam, tetapi akalnya berpikir.
Muhammad terus merenungkan masa kecilnya yang melihat kaumnya bersujud pada berhala. Dia mewarisi sifat kakeknya, Ibrahim yang membenci berhala dan patung. Semakin bertambah usianya, bertambah pula kezuhudan dalam hidup Muhammad. Sepak terjangnya terus bersinar memenuhi Makkah.
Muhammad SAW tampil dengan pakaian ketulusan kasih sayang, amanah, dan jujur. Kejujuran dan amanat tak diragukan penduduk Makkah.
Muhammad SAW mulai mengenai Ummul Muminin pada usia 25 tahun. Istri pertamanya Khadijah binti Khuwailid yang berusia 40 tahun.
Khadijah wanita mulia dan berkecukupan. Banyak lelaki mendekatinya untuk mendapat kekayaannya. Hingga dia bertemu dengan Muhammad SAW. Ia merasakan ketertarikan pada pribadi Muhammad SAW dan menyatakan keinginan menikah dengan Rasulullah. Keduanya menikah dan mendapat khutbah dari Abu Thalib.
Setelah menikah, Muhammad SAW semakin meningkat kemuliaannya. Allah SWT membimbingnya menyepi di Gua Hira.