REPUBLIKA.CO.ID, Pengusiran terhadap Bani Nadhir di Makkah tidak lepas upaya pengkhianatan dan keengganan patuh pada aturan Rasulullah dan kaum Muslimin. Bani Nadhir adalah kabilah Yahudi yang tinggal di sekitar kota Madinah. Mereka bersama Bani Quraizhah di kebun dan benteng-benteng di luar kota Madinah. Jarak tempat tinggal Bani Nadhir dengan kota Madinah sekitar 2 mil.
Suatu saat mereka berupaya mencelakakan Nabi ketika, dengan melemparkan batu besar ke kepala Rasulullah. Namun upaya itu gagal. Rasulullah mengusir Bani Nadhir. Namun Bani Nadhir enggan pergi bahkan mengancam akan berperang melawan kaum Muslimin. Kelancangan mereka karena dijanjikan bantuan oleh Ibnu Salul, pasukan dari Bani Quraizhah dan Ghathafan.
Mendengar penolakan keluar dari Bani Nadhir, Rasulullah pun membawa pasukan mengepung benteng-benteng kediaman Bani Nadhir. Melihat kedatangan Rasulullah dan pasukan Muslimin merekabersiaga di atas benteng dan melemparkan panah serta bebatuan. Sedangkan Bani Quraizhah tidak memberikan bantuan apapun. Begitu pula Ibnu Salul dan sekutu mereka dari Ghathafan. Bani Nadhir pun putus asa dan menyerah dan pergi meninggalkan Madinah.
Setelah pengusiran Bani Nadhir, di bulan Jumadil Ula Rasulullah berangat ke Najd untuk memerangi Bani Muharib dan Bani Tsa'labah dua dari kabilah Ghathafan. Kepergian Rasulullah dan pasukan Muslimin ini karena dua kelompok tersebut menghimpun kekuatan berencana menyerang kaum Muslimin. Strategi yang disiapkan Rasulullah, menyergap musuh sebelum mereka memiliki persiapan mempertahankan diri.
Rasulullah kemudian berangkat dengan 400 orang pasukan. Dalam perjalanannya kaum Muslimin tinggal di Nakhla, tempat itu kemudian dinamakan Dzartul Riqa'. Disini Rasulullah dan pasukan Muslimin tidak menjumpai pasukan musuh, karena musuh sudah lari kepuncak-puncak gunung. Mereka hanya meninggalkan harta benda dan para wanita.
Di Dzartul Riqa' ini, Rasulullah melakukan shalat Khauf untuk pertama kalinya. Shalat dalam keadaan perang yang waspada, sebagai sikap kesigapan bila musuh kembali dan menyerang. Namun musuh tidak kembali dan meninggalkan kemenangan untuk pihak Muslimin. Setelah itu Rasulullah dan kaum Muslimin pun pulang setelah 15 hari meninggalkan kota Madinah.