REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengungkapkan, kepedulian masyarakat terhadap bencana yang menimpa masyarakat Pacitan cukup banyak. Oleh sebab itu, agar bantuan bisa tepat sasaran, pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu mengusulkan agar bantuan diserahkan melalui satu pintu, yaitu Bupati Pacitan Indartato.
Soekarwo berpendapat, dengan bantuan yang diberikan satu pintu, penyalahgunaan bantuan bisa diminimalisir. Kemudian, opsi tersebut dipilih juga untuk menghindari terjadinya keributan di lapangan.
"Bantuan diserahkan melalui posko yang dibuat oleh Bupati, yang kemudian didistribusikan oleh tim. Tentunya harus ditampung terlebih dahulu sebelum didistribusikan," kata Soekarwo setelah menggelar pertemuan dengan bupati Pacitan dan pihak terkait di Gedung Akademi Komunitas Negeri, Kabupaten Pacitan Jumat (1/12)
Pakde Karwo juga mengusulkan dibentuknya posko induk, supaya tidak mengalami kesulitan dalam berkoordinasi. Demi kelancaran, Soekarwo mengharapkan bantuan dari TNI dan Polri dalam menjaga ketertiban pemberian bantuan, sehingga bisa terukur dan tertib.
Soekarwo menjelaskan, sampai saat ini, korban bencana banjir dan tanah longsor di Pacitan tercatat 20 orang. Rinciannya 14 korban tanah longsor dan enam korban banjir. "Saat ini, baru ditemukan 10 korban jiwa dengan perincian lima korban tanah longsor dan lima korban banjir," kata Soekarwo.
Adapun, korban lain yang belum ditemukan sebanyak 10 orang dengan rincian, sembilan korban tanah longsor dan satu korban banjir. "Kesemuanya diperkirakan meninggal dunia. Tim dan relawan terus berupaya menemukan korban yang masih belum ditemukan," ujar Pakde Karwo.