REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- PT Brantas Abipraya, BUMN pelaksana proyek pembangunan Waduk Tukul, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur membantah kabar jebolnya tanggul waduk bersamaan terjadinya banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sporadis daerah berjuluk "Kota 1001 Goa" itu. "Bagaimana mau jebol lha wong konstruksi tanggulnya saja belum dibangun," kata staf operasional PT Brantas Abupraya Riza Trisno ditemui di lokasi proyek Waduk Tukul di Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari, Pacitan, Senin (4/12).
Ia mengatakan, foto dan video berisi gambar banjir bandang yang melanda Waduk Tukul saat terjadinya bencana besar dampak badai Siklon Tropis di Pacitan Senin (27/12) hingga Selasa (28/11) sangat merugikan pihaknya. Pasalnya, gambar dan video itu menjadi viral yang memicu keresahan masyarakat.
Ada kesan banjir bandang yang terjadi di wilayah Arjosari dan Kota Pacitan disebabkan tanggul Waduk Tukul yang jebol/ambrol. Sehingga air bah meluber menggenangi ribuan pemukiman di bawahnya. "Kami ingin mengklarifikasi bahwa berita itu hoax dan sangat menyesatkan publik," kata Riza.
Riza membenarkan bahwa foto yang beredar sebenarnya asli. Namun ia membantah keterangan yang menyertai berita hoax tersebut. "Memang ada kiriman air dari arah Nawangan melalui Sungai Kalitelu. Tapi luberan air itu memang karena debit banjir dari atas sangat besar dan langsung menuju aliran sungai ke bawah yang bermuara ke Sungai Grindulu," katanya.
Terkait sejumlah kendaraan yang terlihat pada gambar seperti terjebak di tepi kanal-kanal air waduk, Riza mengonfirmasi bahwa armada itu memang sedang parkir. Proyek Waduk Tukul sendiri diakui Riza mengalami kerusakan cukup parah.
Sejumlah tebing waduk yang sudah masa pengerasan mengalami longsor, demikian juga sebagian material sirtu dan bahan pembangunan waduk hanyut terseret arus banjir yang melintas bendung baru yang dibangun sejak 2015 itu. Waduk Tukul sendiir ditarget selesai pada 2019 dengan total anggaran mencapai Rp 578 miliar.