REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Persediaan air baku di Kota Bandung menipis. Hal ini, membuat PDAM Tirtawening mendesak pemerintah Kota Bandung agar dapat segera membuat penampungan air baru.
Menurut Direktur Umum PDAM Tirtawening Bandung, Sonny Salimi, kebutuhan lokasi penampungan air baru itu dapat digunakan sebagai sumber air baku yang bisa diolah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, saat berbicara mengenai konteks ketersediaan air baku sudah menjadi ranah pemerintah daerah.
"Tapi, melalui media bisa mewartakan bahwa ini menjadi salah satu kampanye dalam mendorong pemerintah agar segera membuat tampungan air baru," ujar Sonny kepada wartawan, Selasa (5/12).
Sonny mengatakan, kebutuhan tempat penampungan air itu bisa digunakan dalam menyimpan air hujan. Sehingga, di saat musim hujan air hujan yang turun tidak terbuang langsung. "Jadi, air hujan itu tidak run off. Jangan sampai air hujan tidak langsung mengalir ke laut, karena jika terjadi kondisi itu akan bermasalah saat kemarau," katanya.
Kondisi ketersediaan air baku di Kota Bandung, kata dia, sudah mulai berkurang. Hal ini terjadi, rusaknya lingkungan, tercemarnya air sungai, dan turunnya permukaan air tanah menjadi salah satu penyebab berkurangnya kebutuhan air baku.
Sonny juga mengajak seluruh stakeholder yang berkaitan dengan permasalahan lingkungan mulai memonitor kondisi pencemaran lingkungan secara maksimal. Sehingga, persoalan air dapat terlihat dan terlindungi dengan baik.
"Persoalan KBU misalnya. Kalau secara kasat mata sudah terjadi pergeseran. Tapi, kalau persoalan kerusakan lingkungan harus pakarnya yang bilang. Bukan saya," katanya.