Selasa 05 Dec 2017 16:45 WIB

Jejak Perjuangan Duse Mohamed Ali

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Muslim Afrika Selatan.
Foto: Lenzinfo.co.za
Muslim Afrika Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mohamed Ali mendirikan diaspora Afrika pertama di Inggris bersama dengan Du Bois dan John Eldred Taylor. Mereka kemudian memimpin lahirnya gagasan Uni Afrika.

(Baca: Siapakah Duse Mohamed Ali?)

Mohamed Ali bekerja untuk proliferasi keaksaraan di antara imigran Afrika. Dia juga mendorong hak untuk belajar bagi orang kulit hitam di universitas. Tidak hanya itu, ia juga mempromosikan literatur Afrika dan berpartisipasi dalam aksi mogok kerja para buruh kulit hitam untuk memperjuangkan upah yang setara seperti pekerja kulit putih.
 
Mohamed Ali tinggal di berbagai wilayah Afrika dari 1912 hingga 1920. Ia kemudian menetap di Nigeria dan berperan aktif dalam perjuangan melawan penjajahan Inggris. Selama tinggal di Nigeria, ia menerbitkan majalah Orient Review dan Afrikan Times. Ia mencoba mematahkan monopoli media Inggris di Nigeria.
 
Setelah Inggris memberlakukan larangan publikasi majalah tersebut, Mohamed Ali lantas pergi ke Amerika. Ia kemudian mengambil bagian dalam organisasi Uni Negro, yang dipimpin oleh Marcus Garvey, yang merupakan organisasi kulit hitam terbesar di negara itu. Namun, ia meninggalkan organisasi tersebut saat ia merasa terganggu dengan pendekatan rasis Garvey terhadap orang kulit putih.
 
Tidak hanya itu, Mohamed Ali juga merupakan salah satu pendiri 'Islamic World Society' di Michigan-Detroit. Organisasi ini kemudian berganti nama menjadi 'Muslim Nation'. Kepemimpinannya kemudian diambil alih oleh Wallace D. Fard Mohamed.
 
Kembali ke Nigeria pada 1931, Mohamed Ali kemudian menjadi editor koran Nigerian Daily Times dan Nigerian Daily Telegraph. Pada 1933, dia mendirikan The Comet, majalah mingguan Nigeria dengan sirkulasi tertinggi. Ia juga memulai perjuangan aktif melawan rasisme dan kolonialisme, serta membuat Kongres Afrika diakui di Nigeria.
 
"Saya tidak ingin mati tanpa melihat negara Afrika yang merdeka dan bebas," demikian kata-kata yang dilontarkan oleh Mohamed Ali semasa hidupnya.
 
Namun sayang, ia kembali ke hadapan Yang Maha Kuasa pada 26 Februari 1946, tanpa melihat mimpinya menjadi kenyataan. Novelnya berjudul "Are Roosevelt Came" dan novel otobiografinya "Leaves from an Active Life" telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa. Mohamed Ali juga memiliki profesi yang lain, yakni sebagai seorang sutradara film. Dia dianggap sebagai pembuat film Muslim pertama di Nigeria.
 
Tulisan Mohamed Ali dalam The Comet itulah yang kemudian menginspirasi sosok seorang Nelson Mandela, yang memulai perjuangan pembebasan Afrika Selatan. Tidak hanya itu, perjuangan Mohamed Ali juga telah mengilhami presiden Ghana pertama Kwame Nkrumah, Perdana Menteri Patrice Lumambave yang berjuang untuk kemerdekaan Kongo, dan pemikir serta aktivis Aljazair Franz Fanon.
 
Bertahun-tahun setelah kematian Mohamed Ali, Nelson Mandela mengatakan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Cape Argus, "Mohamed Ali mengajarkan kita untuk tidak berperang melawan rasisme dengan rasisme".

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement