REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) tetap bersikeras untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel meski harus menantang oposisi global.
Dalam sebuah pidato singkat di Gedung Putih, Trump meminta departemen negara bagian untuk mulai membuat pengaturan untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Saya telah menetapkan bahwa sekarang saatnya untuk secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Sementara presiden sebelumnya telah membuat janji kampanyebesar ini, mereka gagal menyampaikannya. Hari ini, saya menyampaikannya," jelas Trump seperti dikutip The Guardian, Kamis (7/12).
Pengumuman tersebut memancing kecaman dari sekutu AS dan reaksi marah dari para pemimpin Palestina dan dunia Muslim. Dalam beberapamenit setelah pengumuman tersebut, kedutaan AS di Turki, Yordania, Jerman, dan Inggris mengeluarkan peringatan keamanan yang meminta orang Amerika untuk berhati-hati.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa kemungkinan akanbertemu pada Jumat untuk membahas langkah tersebut. Ini setelah mendapat permintaan oleh delapan negara di badan beranggota 15 orang tersebut, termasuk Inggris, Italia dan Prancis.
Pemerintah Israel bergegas untuk mengucapkan selamat kepada Trump atas pidatonya, yang oleh perdanamenteri Benjamin Netanyahu disebut sebagai langkah penting menuju perdamaian.
Baca juga, Palestina Ingatkan AS Agar tak Pindahkan Kedubes ke Yerusalem.